Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sebut WTO Menguntungkan, Ini Tanggapan Wamen Perdagangan

Kompas.com - 23/06/2014, 13:35 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi sepakat dengan pernyataan calon presiden Joko Widodo tentang keikutsertaan sebagai anggota Badan Perdagangan Dunia (WTO), memberikan keuntungan bagi Indonesia. Menurut Bayu, WTO adalah sebuah meja perundingan, di mana yang paling penting dilakukan Indonesia adalah apa yang mau dibawa ke meja perundingan tersebut.

"Tapi kalau kita keluar dari WTO memang kita rugi, karena kita tidak bisa ada di meja perundingan itu," katanya ditemui dalam seminar Bank Dunia, di Jakarta, Senin (23/6/2014).

Bayu menjelaskan, apa yang dilakukan Indonesia sejauh ini bukan masalah lebih kuat atau lebih lemah dari negara lain. "Masalahnya kan bagian dari diplomasi, yang penting tujuan yang ingin kita capai? bisa kita capai," ujar Bayu.

Oleh karena itu, lanjutnya, WTO sebagai media perundingan, menyediakan fasilitas bagi Indonesia untuk berunding dengan negara lain yang berbeda pendapat dengan Indonesia.

"Dan saya kira perbedaan pendapat dengan negara lain wajar-wajar saja. Kita berteman juga bisa berbeda. Jadi kalau dengan mereka, WTO lah tempatnya," katanya.

Dalam debat Capres-Cawapres 2014, yang digelar KPU, Minggu (22/6/2014), Jokowi menjawab pertanyaan Prabowo Subianto, mengatakan, ada plus minus keikutsertaan Indonesia dalam WTO.

"Perdagangan barang ada hambatan tarif dan non-tarif. Oleh sebab itu, kalau kita tidak ikut WTO, barang kita sulit masuk ke sebuah negara," katanya.

Oleh sebab itu, dia menekankan pentingnya produk yang berdaya saing dan kompetitif yang bisa masuk dan diterima oleh semua negara. "Agar barang yang berorientasi ekspor bisa masuk ke semua pasar. Karena ada hambatan nontarif, seperti eco labeling, karantina," katanya.

Sebaliknya, barang-barang yang masuk ke Indonesia pun diakui Jokowi sangat mengganggu. "Tapi sekali lagi kalau harga kita kompetitif kita bisa diterima di mana saja. Makanya daya saing ini yang jadi PR kita," ujarnya. (baca juga: Pengusaha: Jawaban Jokowi soal WTO Sudah Tepat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com