Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Yang Penting Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

Kompas.com - 23/06/2014, 19:42 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia dalam laporannya yang diluncurkan hari ini mengatakan Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi mencapai 9 persen. Ini dimaksudkan untuk menghindari jebakan kelas menengah atau middle income trap.

Direktur Eksekutif Perkumpulan Prakarsa Setyo Budiantoro mengatakan dirinya kurang menyetujui laporan Bank Dunia tersebut. Menurut dia, yang menjadi prioritas Indonesia saat ini bukanlah pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

"Artinya, bagaimana pertumbuhan mampu menyerap tenaga kerja, mengurangi kemiskinan, dan mengatasi ketimpangan," kata Setyo dalam pernyataan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (23/6/2014).

Menurut Setyo, Indonesia saat ini mengalami ketimpangan terburuk dengan rasio gini mencapai 0,41 persen. Bila Indonesia terus mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi, ujar dia, artinya kekeliruan akan terus terjadi. "Apa artinya ekonomi tumbuh bila hanya dinikmati sebagian orang?" ungkap Setyo.

Lebih lanjut, ia menjelaskan ketimpangan atau kekayaan yang terkonsentrasi tak hanya menyinggung rasa keadilan, namun juga menyebabkan ekonomi rentan dan rapuh. Daya beli yang tinggi hanya mampu dilakukan segelintir orang.

"Ini akan membuat agregat permintaan terbatas. Berarti pertumbuhan dengan ketimpangan tinggi juga tidak akan berkelanjutan, seperti menyusun rumah kartu yang sewaktu-waktu runtuh," jelas Setyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Whats New
Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com