“Pak Jokowi Sudah Itung-itungan soal Indosat...”

“Jangan keliru. Pak Jokowi itu kan bilang, kalau kita bisa tumbuh di atas 7 persen, APBN-nya sehat, kita mampu beli. Jadi tidak ujug-ujug, nanti dilihat dulu. Kalau opsinya (membeli 100 persen) Telkomsel, kalau Singapura pasang mahal, ya lebih baik beli Indosat,” kata Faisal ditemui seusai seminar kajian Oxford Economics, di Jakarta, Selasa (24/6/2014).

“Pak Jokowi sudah punya itung-itungan soal Indosat. Atau bikin baru, atau tidak melakukan apa-apa. Uang buyback-nya untuk membangun irigasi. Poinnya, Pak Jokowi bilang ‘buyback mah gampang, yang penting kita sehat dulu, pendapatan kita bagus dulu’,” kata dia lagi.

Menurut Faisal, yang paling penting untuk pertahanan adalah kontrol atas satelit sehingga dia pun sepakat dengan rencana Jokowi. Namun, Indonesia juga sudah memiliki perusahaan telekomunikasi, Telkom.

Dia menambahkan, bisa saja pemerintah mendatang membeli saham yang dikuasai Sing Tel di Telkomsel, jika Pemerintah Singapura mau menjual dengan harga menarik. Saat ini, saham pemerintah di Telkomsel ada sebesar 73 persen.

“Saya kira Pak Jokowi akan realistis, kalau harganya (Indosat) enggak bagus, kalau lebih baik bangun yang baru atau suntikkan Telkom, dengan modal baru, pilihannya masih terbuka,” ujarnya.

Sebelumnya, dalam debat capres yang digelar pada Minggu malam, calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo, menyatakan bahwa Indonesia harus membeli kembali saham Indosat. Dengan begitu, Indonesia dapat mengoperasikan pesawat tanpa awak dengan satelit milik Indonesia sendiri dan bukan satelit yang dipinjam dari negara lain.

“Ke depan, kuncinya satu, kita buyback, ambil alih kembali saham Indosat,” ujar Jokowi dalam debat capres putaran ketiga di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (22/6/2014).