Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebaran dan Pendaftaran Sekolah Diprediksi Dongkrak Inflasi Juli

Kompas.com - 25/06/2014, 07:18 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memprediksi inflasi pada bulan Juli mendatang akan cenderung tinggi. Perkiraan ini disebabkan adanya berbagai peristiwa yang akan terjadi pada bulan tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung menyebutkan, pada Juli terdapat hari raya Idul Fitri dan periode masuk sekolah. Pada masa-masa tersebut konsumsi cenderung meningkat, sehingga kemungkinan inflasi akan cukup tinggi.

"Juli tentu ada peningkatan inflasi karena ada lebaran dan tahun ajaran baru (anak masuk sekolah). Itu selalu meningkatkan faktor inflasi. Kita berharap tidak," kata CT di Jakarta, Selasa petang (26/4/2014).

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan selain Lebaran dan tahun ajaran baru, pada bulan Juli juga terdapat kecenderungan lonjakan harga emas. Sebagai langkah antisipasi, pihaknya mengusulkan agar pemerintah mengendalikan harga komoditas lainnya.

"Makanya kami mengusulkan, emas kan itu tidak bisa diapa-apakan. Karena dia memang mengikuti harga internasional. Sudah given. Berarti komoditi lain yang bisa dikendalikan akan kita kendalikan untuk supaya inflasi ini terjaga," ujar Suryamin.

Adapun mengenai inflasi pada bulan Juni mendatang, baik CT maupun Suryamin menyatakan inflasi cenderung terkendali. Ini karena supply komoditas pangan telah terjamin kecukupannya.

"Supply sekarang masih cukup. Beras masih cukup, kecuali yang impor seperti kedelai, bawang putih. Tapi yang lainnya, kalau tidak ada hal yang spesial mudah-mudahan terkendali," ungkap Suryamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com