Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Sebenarnya yang Bodoh Pemerintah atau Siapa?

Kompas.com - 25/06/2014, 13:15 WIB
Indra Akuntono

Penulis


PALEMBANG, KOMPAS.com
- Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) menyayangkan kurang sigapnya pemerintah dalam memaksimalkan potensi daerah. Hal itu ia sampaikan saat berkunjung ke sentra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Tuan Kentang, di Kelurahan Tuan Kentang, Kecamatan Seberang Ulu 1, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (25/6/2014).

Jokowi menjelaskan, posisi UMKM menjadi lambat berkembang karena kurangnya sentuhan dari pemerintah, khususnya yang terkait dengan bantuan modal, promosi, dan pemberian izin usahanya.

Jokowi mengambil contoh untuk UMKM yang berada di Palembang. Di wilayah ini, potensi pengembangan karet sangat besat, tapi pemerintah tak pernah membuat industri pengolahannya sehingga petani karet selalu menjual bahan mentah dengan harga yang murah.

"Sebenarnya yang bodoh itu pemerintah atau siapanya? Di Palembang itu harusnya dari dulu ada industri pengolahan karet," kata Jokowi.

Karena minimnya perhatian pemerintah, kata Jokowi, produksi dan harga karet di Palembang akhirnya anjlok. Saat ini harga karet mentah perkilogramnya hanya sekitar Rp 7.000 dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 20.000 perkilogram.

Selain persoalan modal dan harga jual yang rendah, masalah lainnya adalah minimnya promosi serta sulitnya mendapatkan izin usaha. Jokowi berjanji akan meningkatkan promosinya melalui Duta Besar Indonesia di luar negeri dan meringkaskan birokrasi izin untuk usaha.

"Dari dulu masalahnya itu-itu saja. Pemerintah mengerti persoalan tapi enggak pernah diselesaikan. Padahal negara ini harus menjadi negara produksi, bukan hanya negara konsumsi," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com