Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Rusak, Pendapatan Lorena Melorot

Kompas.com - 30/06/2014, 11:33 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Kinerja PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) pada 2013 anjlok. Penurunan ini dipicu beberapa faktor, antara lain usia armada yang menua dan infrastruktur yang rusak.

Direktur Tidak Terafiliasi LRNA Eddy Rusli mengatakan, sepanjang 2013 LRNA meraup pendapatan Rp 154,314 miliar, turun 10,27 persen dibanding 2012 sebesar Rp 171,983 miliar.  Adapun laba bersih perusahaan transportasi ini mencapai Rp 3,194 miliar. Sementara laba bersih komprehensif sebesar Rp 6,548 miliar.

Eddy memaparkan, pendapatan dari sektor AKAP (antar kota antar provinsi) turun, dari Rp 134,696 miliar pada 2012 menjadi Rp 122,157 miliar pada 2013.

"Dari sektor transajakarta busway turun dari Rp 36,829 miliar menjadi Rp 32,157 miliar," terangnya, dalam paparan publik, di Jakarta, Senin (30/6/2014).  Lebih lanjut dia menyebutkan, pendapatan dari sektor feeder TransJakarta diperoleh Rp 458 juta.

Direktur Operasi LRNA Suhadi menjelaskan, ada sejumlah faktor yang berkontribusi signifikan terhadap penurunan kinerja keuangan perseroan.

Pertama, usia armada AKAP pada akhir 2013 rata-rata 12,8 tahun. Ini berakibat rendahnya ontime performance.  Faktor kedua, sebut Suhadi, kerusakan infrastruktur jalan yang terjadi di hampir semua trayek.

Lebih lanjut dia menuturkan, faktor lain adalah adanya angkutan mudik gratis yang diadakan pengusaha retail dan partai politik. Begitu juga dengan meningkatnya animo pemudik sepeda motor.

"Faktor kelima adalah realisasi operasional tranjakarta yang tidak optimal. Tidak sterilnya busway mengurangi jarak tempuh," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com