Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyumbang Inflasi Juni

Kompas.com - 01/07/2014, 14:27 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melansir indeks harga konsumen pada Juni 2014 sebesar 0,43 persen. Kepala BPS Suryamin memaparkan, penyebab utama inflasi mayoritas disumbang oleh komoditas volatile alias yang cepat berubah harganya.

Sementara hanya dua komoditas harga diatur pemerintah yang menyumbang inflasi, yakni kenaikan tarif dasar listrik serta tarif angkutan udara.

“Kenaikan TDL andilnya terhadap inflasi sebesar 0,03 persen, perubahan harganya dibanding Mei 2014 sebesar 1,02 persen. Ini akibat peraturan Menteri ESDM No.9 tahun 2014, di mana tarif listrik menjadi nonsubsidi untuk golongan pelanggan Rumah tangga besar (R3) dengan daya 6.600 VA ke atas. Inflasi terbesar terjadi di DKI, Surabaya dan Denpasar, masing-masing sebesar 2 persen,” papar Suryamin di kantornya, Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Sementara itu, kenaikan tarif angkutan udara menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen, dengan perubahan harga dibanding Mei 2014 mencapai 3,14 persen.

Suryamin menuturkan, tarif angkutan udara naik di 32 kota IHK, tertinggi di Singkawang yang mencapai 49 persen, dan di Manado sebesar 29 persen.  “Ini disebabkan karena memasuki masa liburan, permintaan terhadap jasa angkutan, termasuk angkutan udara meningkat,” kata Suryamin.

Adapun komoditas inti yang turut menyumbang inflasi Juni adalah tarif kontrakan rumah, yang andilnya sebesar 0,02 persen. Suryamin mengatakan, perubahan harga tarif kontrakan rumah dibanding Mei 2014 sebesar 0,38 persen. Ini disebabkan mahalnya biaya perawatan rumah.

Terjadi inflasi di 11 kota IHK, tertinggi di Semarang sebesar 10 persen dan di Palu sebesar 6 persen. Lima komoditas volatile yang mendorong inflasi Juni 2014 adalah daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, tomat sayur, serta bawang putih.

Suryamin memaparkan, daging ayam ras memberikan andil 0,06 persen dengan perubahan harga cukup tinggi 5,15 persen dibanding bulan Mei 2014. Adapun bawang merah menyumbang 0,05 persen terhadap inflasi, dengan perubahan harga sebesar 11,69 persen.

Ia menambahkan, telur ayam ras memberikan andil sebesar 0,04 persen, dengan perubahan harga sebesar 6,01 persen. Adapun tomat sayur dan bawang putih masing-masing berkontribusi sebesar 0,02 persen terhadap inflasi. Perubahan harga tomat sayur sebesar 9,69 persen, sedangkan bawang putih harganya naik 14,58 persen.

“Daging ayam, telur ayam, dan bawang putih terjadi peningkatan permintaan menjelang Ramadhan. Bawang merah harganya naik disebabkan menurunnya hasil panen. Begitu juga dengan tomat sayur, dimana terjadi penurunan pasokan di sentra produksi,” jelas Suryamin.

Dua komoditas penghambat inflasi Juni 2014 adalah cabe rawit dan cabe merah, dengan andil masing-masing -0,03 persen, dan – 0,02 persen. Suryamin mengatakan, harga cabe rawit turun 12,22 persen dibanding Mei 2014, sedangkan harga cabe merah turun 5,62 persen.

“Keduanya dikarenakan produksi melimpah, karena memasuki masa panen. Saat ini pemerintah memikirkan bagaimana supaya tidak drop harganya. Kalau drop, petani males manen lagi,” kata Suryamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com