Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Capres Ditantang Berantas "Trader" Gas

Kompas.com - 01/07/2014, 20:59 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari menilai, alokasi jual beli gas yang diatur SKK Migas dan Kementerian ESDM membuat harga gas menjadi tidak adil.

"Ada transfer fee dari yang punya blok (gas) ke pembeli. Transfer fee ini sangat rawan ketidakjujuran," katanya dalam diskusi bertajuk "Pembangunan Ekonomi dan Ketahanan Energi" di Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Menurut dia, kondisi jual beli gas akan lebih bagus jika tidak melalui penyelia ataupun perantara (trader). "Ini mungkin bisa kita titipkan ke salah satu capres. Apakah dia berani menghilangkan trader?" lanjut Rovick.

Dia menuturkan, jika penjualan gas ditujukan ke luar negeri atau ekspor, maka campur tangan kebijakan pemerintah mungkin masih diperlukan. Namun, jika untuk pasar domestik, maka dia berharap agar produsen gas bisa menjual langsung ke konsumen tanpa perantara.

"Menghilangkan trader atau perantara caranya bisa dengan memperbolehkan perusahaan penghasil energi migas, batu bara, gas, dan lain-lain untuk menjual energi siap saji di belakangnya," ujarnya.

Misalnya, perusahaan gas dan batu bara bisa menjual listrik ke konsumen lebih mudah, tanpa PLN. "Ada yang bilang itu monopoli. Namun menurut saya, asal dimanfaatkan masyarakat langsung, lebih murah, itu tidak masalah," lanjutnya.

Menurut Rovick, hal itu sama saja jika kelompok masyarakat menjual sendiri energi baru terbarukan, misalnya dari angin, untuk mengalirkan listrik ke wilayah sekitar. Energi yang dijual bisa lebih murah karena tanpa perantara.

"Mereka hanya berpikir untuk 5 tahun ke depan. Saya tidak lihat ada (upaya menghapus trader) pada visi-misi ini," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com