Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Mahal Kian Mendominasi Bank

Kompas.com - 03/07/2014, 11:43 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Inilah masa paceklik perbankan atas dana murah di tabungan. Banyak bankir bahkan kini mengaku bingung mencari akal agar nasabah mau memindahkan duitnya ke tabungan.

Kini, bank tak hanya bersaing dengan bank lain untuk berebut dana murah di pasar. Mereka juga harus berebut dana masyarakat dengan pemerintah yang gencar menerbitkan surat utang dengan bunga tinggi, melebihi bunga deposito bank.

Lihat saja rapor perbankan yang dihimpun oleh Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS. Nyaris, hampir semuanya seragam: dana deposito bank menggendut sementara tabungan makin menciut.

LPS mencatat, hingga Mei 2014, simpanan yang parkir di deposito naik 8,40 persen sejak akhir 2013 menjadi Rp 1.671,95 triliun. Pada periode sama tahun lalu, pertumbuhan simpanan deposito cuma 5,03 persen menjadi Rp 1.481,46 triliun.

Adapun, porsi dana murah di perbankan kian menurun. Bahkan, di periode Januari-Mei 2014, simpanan tabungan turun 4,65 persen menjadi Rp 1.153,94 triliun. Ini merupakan buah dari perang bunga deposito yang belakangan meruyak.

Rata-rata suku bunga deposito 1 bulan, per Juli 2014 tercatat 7,04 persen, naik dari posisi akhir 2013 sebesar 6,68 persen. Efeknya, biaya dana perbankan atau cost of fund perbankan pun membesar. Walhasil, margin bunga bersih bank atau net interest margin (NIM) perbankan pun menciut.

Hingga April 2014, rata-rata margin bunga bersih (NIM) bank turun menjadi 4,26 persen dari akhir 2013 sebesar 4,89 persen. "Tingginya suku bunga deposito membuat daya tarik bagi nasabah untuk menaruh dana di deposito," ujar Tindomora Siregar, Direktur Grup Penjaminan LPS, kemarin (2/7/2014).

Tindo mengakui, saat ini terjadi penurunan nominal simpanan dana murah. Hal ini terjadi lantaran beberapa sebab. Pertama, banyak nasabah membuka rekening tabungan hanya untuk keperluan pembayaran gaji atau hanya untuk kebutuhan harian. Kedua, tingginya simpanan deposito menjadikan pemilik dana mengalihkan dananya dari tabungan ke deposito.

Deposito juga menjadi pilihan bagi para pebisnis untuk memarkir dananya lantaran mereka wait and see hingga ada kepastian hasil pemilu presiden 9 Juli nanti. "Dana diparkir dulu ke deposito atau financial investment," ujar Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP. Kata Parwati, pelaku dunia usaha menahan membelanjakan anggaran untuk barang modal.

Djoemingin Boediono, Head of Marketing Retail PT Bank Danamon menambahkan, simpanan deposito akan membesar bila Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jadi memberlakukan larangan tabungan berhadiah. "Kalau dilarang, akan semakin memperberat upaya meningkatkan pertumbuhan simpanan," ujar dia.

Namun, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiatmadja yakin, porsi dana murah di BCA akan tetap tumbuh. "Kami tidak pernah turut perang bunga deposito," kata Jahja. (Adhitya Himawan)

Perbandingan Bunga Deposito  
Bunga Deposito Bank >1 Juli 2014 >31 Des 2013
1 Bulan 7,04 % 6,68 %
3 Bulan 7,19 % 6,67 %
6 Bulan 7,01 % 6,58 %
12 Bulan 6,84 % 6,39 %
Sumber: PIPU
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com