Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Cipaganti: Saya Tanggung Jawab

Kompas.com - 03/07/2014, 11:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus gagal bayar Koperasi Cipaganti karya Guna Persada mencoreng Cipaganti Group. Saham PT Cipaganti Citra Graha Tbk (CPGT) sempat rontok ke Rp 53 per saham, jauh dari harga awal tahun ini Rp 290 per saham. Bos Cipaganti Group, Andianto Setyabudi pun harus mendekam di penjara.

Dalam wawancara dengan KONTAN baru-baru ini, Andianto masih optimistis dapat mengembalikan dana investor yang nilainya mencapai Rp 3,2 triliun. Berikut nukilan wawancara Harian KONTAN dengan Andianto:

Mengapa terjadi gagal bayar?
Sekarang pemasukan kami terhambat. Salah satunya dari perusahaan tambang. Awalnya, ada harapan investasi di pertambangan akan memberikan hasil yang besar bagi investor. Kami kan sudah pernah bekerja di tambang. Kami sudah menambang dari tahun 2010 sampai 2012 awal. Dan kami sudah memiliki pertambangan yang besar dan siap IPO.

Lalu terpuruk?
Karena pasar tambangnya turun, akhirnya kami tidak jadi di IPO. Selain itu juga ada masalah perizinan dan sebagainya. Akhirnya bisnis pertambangan tidak berputar. Sebenarnya kalau bisnis tambang jalan, penyewaan alat berat milik kami juga akan berputar dan pasti berhasil. Kami bisa untung besar. Inilah yang menyebabkan kita untuk bermitra. Waktu itu kami confident bisa mengembalikan uang mitra.

Jadi uang koperasi dipakai untuk membantu perusahaan tambang?
Iya, dong. Tujuannya untuk mengembangkan bisnis pertambangan dan beberapa bisnis lainya.

Kepolisian bilang bisnis ini hanya tersalur ke tiga perusahaan. Benarkah?
Awalnya kemitraan hanya dengan PT Cipaganti Citra Graha. Setelah go public, utang-utangnya dilunasi tahun 2012. Kerjasama berpindah ke PT Cipaganti Global Transportindo dan anak perusahaan. Jadi dana itu dipakai untuk mengembangkan bisnis lain, seperti properti, dan pertambangan. Jadi, dana dari koperasi itu jelas dipakai ke mana saja.

Apakah tidak dipakai untuk yang lain?
Kalau pun ada, itu dipakai untuk memberi bunga pengembangan usaha. Dana itu pun jelas pemanfaatannya.

Bagaimana komitmen Anda melunasi utang?
Memang untuk melunasi sekarang agak susah karena pemberitaan yang negatif. Harga saham juga turun. Tapi kalau mitra bersabar, mau bekerjasama dan saling mendukung, saya yakin bisa melunasi.

Bagaimana soal rekening yang diblokir?
Beberapa rekening pribadi memang diblokir, tapi saya tidak ingat nilainya.

Apakah Anda memberikan personal guarantee soal utang ini?
Iya, kami sudah mengakui utang itu. Kami akan upayakan supaya bisnis itu bisa dijalankan. Karena semua bisnis yang sudah dikelola selama puluhan tahun sudah diserahkan dalam satu wadah. Kami punya niat baik untuk membereskan utang.

Nilai aset koperasi cukup melunasi utang?
Asetnya mesti dikumpulkan dulu. Kami punya land bank, ada yang sudah jadi, dan tidak. Seperti tambang, kan, belum digali, jadi belum bisa perkirakan semua asetnya. Intinya, kalau secara bahan mentah belum bisa dihitung karena under value, tapi bahan mentah ini bisa dikembangkan menjadi sesuatu bisnis yang besar.

Setelah PKPU beres, apakah yakin uang para mitra bisa dikembalikan?
Haruslah. Bisnis ini dimulai dari nol, kecil dikembangkan menjadi besar, kalau sekarang ada kesulitan, itu bagian dari bisnis. Tapi kami sudah buktikan dari bisnis yang kecil menjadi besar. Kami sudah mendirikan pilar-pilar yang kuat. Ada perusahaan travel, properti, pertambangan. Jadi ada buktinya, jelas semua visi misinya. Sekarang hanya karena kondisinya lagi turun, tinggal disinkronkan lagi dana jangka pendek dan jangka panjang.

Bagaimana caranya mengembalikan?
Perlu dibuat pooling company, anggota koperasi sebagai pemegang saham. Lalu, dibuat hitung-hitungannya untuk pembagian keuntungan dan hal lain. Sementara kami juga membangun bisnis yang ada. Intinya saya selalu tunjukkan itikad baik saya. Apa pun masalahnya akan saya hadapi. Jika tidak ada dukungan penuh, bisnis ini akan turun. Saya tidak akan menghindar tanggung jawab ini. (Noverius Laoli)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kontan
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com