Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesenjangan, PR Ekonomi Prabowo atau Jokowi bila Jadi Presiden Terpilih

Kompas.com - 05/07/2014, 04:33 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com — Kesenjangan pembangunan dan perekonomian antara Indonesia Barat dan Timur menjadi pekerjaan rumah bagi presiden terpilih.

"Meski Indonesia berada pada peringkat 15 dunia dengan dengan gross domestic product (GDP) sebesar Rp 1.300 triliun, kesenjangan pembangunan ekonomi masih menjadi tugas berat," kata Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman, di Bengkulu, Jumat (4/7/2014).

Irman ada di Bengkulu untuk menghadiri seminar regional tentang peningkatan peran kawasan Bengkulu, Lampung, Jambi, Sumsel, dan Bangka Belitung (Belajasumba) di Bengkulu, Jumat.

Irman menyebutkan, saat ini pendapatan per kapita penduduk Indonesia sebesar 4.900 dollar AS, menempati peringkat ke-126 di dunia. Lalu, angka kemiskinan Indonesia saat ini masih sebesar 11,4 persen dengan 28,55 juta penduduk atau masuk dalam kategori miskin.

Dari jumlah penduduk miskin tersebut, kata Irman, 63 persen di antaranya ada di pedesaan, yang mayoritas bekerja sebagai petani dan nelayan. Kesenjangan pun, ujar dia, tergambar nyata antara wilayah barat, terutama Jawa dengan daerah lain.

Irman mengatakan, 80 persen ekonomi nasional berpusar di Pulau Jawa dan Sumatera. "Kawasan timur tertinggal dari semua aspek, mulai dari infrastruktur hingga layanan dasar," ujar dia. Indikasinya, sebut Irman, 80 persen dari 183 daerah tertinggal ada di daerah timur.

Karenanya, kata Irman, presiden terpilih punya tanggung jawab untuk melakukan pemerataan dengan tidak berfokus pada Pulau Jawa saja. "Pulau Jawa adalah masa lalu, Sumatera masa kini, dan Indonesia Timur adalah masa depan," tekan dia.

Dengan paparan ini, Irman mengatakan, optimalisasi kawasan Bengkulu, Lampung, Jambi, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung memang mutlak dilakukan. Terlebih lagi, kata dia, kawasan ini berada di area regional Asia Pasifik karena keberadaan Selat Malaka di sisinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com