Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi-JK: Teknologi Menyerasikan Ekonomi dan Lingkungan

Kompas.com - 05/07/2014, 21:56 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan dan pemanfaatan teknologi untuk menyerasika pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Hal itu disampaikan oleh Jokowi-JK saat menjawab pertanyaan moderator Prof Sudharto P Hadi dalam debat capres-cawapres priode terakhir di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (5/7/2014) malam. Moderator menanyakan kepada pasangan nomor urut dua itu tentang strategi menyerasikan ekonomi berkeadilan dan kelestarian lingkungan.

Jokowi menjawab bahwa pemerintah perlu menyeimbangkan kepentingan ekonomi, kepentingan hajat hidup masyarakat, dan kelestarian lingkungan secara bersama-sama. Ketiganya harus berjalan beriringan sehingga bangsa Indonesia memperoleh kemanfaatan di bidang ekonomi maupun kelestarian lingkungan.

"Jangan ada yang dinomorsatukan, dinomorduakan, semuanya harus berjalan paralel," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, semua itu harus berjalan secara berkesinambungan. Lebih penting dari itu, pemerintah harus menjamin pelaksanaannya berjalan baik.

Sementara itu, JK mengatakan bahwa teknologi harus dimanfaatkan untuk menyiasati kerusakan sumber daya alam. Hal ini dilakukan agar lingkungan tetap terjaga, demikian pula dengan kehidupan masyarakat.

"Antara ekonomi dan lingkungan, yang bisa menyerasikannya adalah teknologi. Kalau 1 hektar sawah menghasilkan 5 ton beras, teknologi harus bisa menghasilkan 6-7 ton/hektar," kata JK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com