Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Minta Perusahaan Perkebunan Tidak Bakar Lahan

Kompas.com - 11/07/2014, 15:22 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) meminta semua perusahaan perkebunan tidak membakar lahan yang akan dibuka untuk kebun. Hal ini sesuai dengan aturan yang sudah dikeluarkan mengenai larangan pembukaan lahan dengan cara membakar.

"Kami sudah mengeluarkan pedoman pembukaan lahan tanpa bakar,itu semua, termasuk perkebunan besar pun punya kewajiban karena salah satu yang dinilai dalam pembukaan lahan itu adalah tidak ada pembakaran. Karena itu adalah syarat dalam ISPO. Itu persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan manapun yang akan membuka perkebunan," ujar Menteri Pertanian, Suswono, di Jakarta, Jumat (11/7/2014).

Suswono menjelaskan, pedoman pembukaan lahan tanpa bakar tersebut merupakan bagian yang sudah diamanahkan agar semua stakeholder perkebunan. Dengan demikian, petani sampai perusahaan perkebunan besar lebih aktif terlibat dalam pencegahan kebakaran lahan.

"Kami lebih mengutamakan pencegahannya dan bukan pengendalian kebakarannya. Kalau kebakaran sudah terjadi tentu akan lebih berat," katanya. Oleh karena itu, menurut Suswono, pemerintah akan terus melakukan sosialisasi mengenai pedoman pembukaan lahan tanpa bakar tersebut.

Diharapkan, dengan adanya brigade pencegahan kebakaran lahan yang di bentuk pemerintah bisa memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat. "Proses sosialisasi ini dengan adanya brigade ini kita harapkan memberikan pemahaman kepada masyarakat sampai pada tingkat desa, ini yang kita lakukan," tandas Suswono.

Sebelumnya, Suswono memberikan update mengenai jumlah titik api atau hotspot. Sampai 30 Juni 2014, tercatat ada 8.513 titik api di beberapa wilayah Indonesia. Hotspot tersebut tersebar di beberapa titik, yaitu 1.917 titik atau 22,52 persen di kawasan hutan, 1.579 titik atau 18,55 persen di area perkebunan, dan 5.017 titik atau 59,93 persen di area penggunahan lain. Adapun luas kebakaran lahan dan kebun tahun 2014 tercatat 18.673,40 hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com