Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Pelemahan Rupiah Tidak Terkait Pilpres

Kompas.com - 14/07/2014, 16:01 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah pada hari ini melemah, meski tidak terlalu signifikan. Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih menuturkan pelemahan tersebut lebih dipengaruhi faktor fundamental.

Menurut dia, faktor ketidakpastian hasil pilpres memang berpengaruh, namun faktor fundamental lebih memegang peranan pada pelemahan tersebut. "(Kondisi) rupiah sama (melemah seperti IHSG), tapi kondisi rupiah ada karena faktor fundamental," kata Lana ketika dihubungi Kompas.com, Senin (14/7/2014).

Lana menjelaskan, pelemahan rupiah lebih disebabkan karena permintaan akan valas dollar AS yang cenderung tinggi. Pada saat rupiah berada pada level tertentu, akan terjadi pembelian dollar AS yang cukup besar.

"Saat rupiah di kisaran Rp 11.500-an kebutuhan akan dollar AS tinggi. Tapi kalau misalnya rupiah ada di kisaran Rp 11.400, pasar malah menunggu, kalau-kalau ada penguatan lebih lanjut," ujar dia.

Sebenarnya, jelas Lana, permintaan terhadap dollar AS akan cenderung tinggi pada bulan Agustus hingga September. Akan tetapi, ketika saat ini rupiah dipandang telah mencapai level yang stabil, pasar membeli dollar AS untuk digunakan pada bulan-bulan tersebut.

"Sehingga, saya memandang kondisi rupiah sifatnya fundamental. Setelah bulan September mungkin akan lumayan, tapi kisaran tetap tidak jauh dari Rp 11.500," ungkapnya.

Nilai tukar rupiah di pasar spot, seperti dikutip dari data Bloomberg, pagi ini dibuka melemah ke posisi Rp 11.610 per dollar AS, dibandingkan penutupan pekan lalu, pada 11.587,5. Adapun berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah berada pada posisi Rp 11.627 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com