Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Makanan dan Minuman RI Kalah dari Thailand

Kompas.com - 15/07/2014, 13:09 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Vice President Program and Corporation Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI), Lena Prawira mengatakan, industri makanan, minuman, dan tembakau (mamintem) Thailand sudah kuat sekali.

"Neraca dagang dibanding Thailand masih negatif besar," katanya, dalam media briefeing Food Ingredients Asia 2014, di Jakarta, Selasa (14/7/2014).

Dia memaparkan, neraca perdagangan industri makanan olahan dan semi olahan 2013, secara total mengalami defisit 1,620 miliar dollar AS, terdiri dari ekspor 5,705 miliar dollar AS, sedangkan impornya 7,326 miliar dollar AS. Adapun, perdagangan dengan Thailand menyumbang defisit paling besar yakni 634 juta dollar AS.

Ekspor industri makanan olahan dan semi olahan 2013 ke Thailand sebesar 200 juta dollar AS, sedangkan impornya 834 juta dollar AS. Kondisi ini tentu harus diwaspasdai. Pasalnya, menurut Lena, di tengah kelas menengah yang pada 2010 sudah mencapai 54,5 persen dari populasi, berbagai indikator daya saing Indonesia sangat minim, dan dirasa tak cukup mendorong pertumbuhan industri mamintem.

"Global Competitiveness Index Indonesia di peringkat 38 dari 148, sebelumnya ranking 50 di 2013. Indeks logistic 59 dari 155 negara, pajak peringkat 59 dari 130 negara, dan productivitas di peringkat 15 dari 23 negara Asia. Indonesia satu tingkat di bawah Thailand hanya dalam Global Competitiveness Index," ujarnya.

Lebih lanjut Lena berharap, dengan disahkannya Undang-undang No.3 tahun 2014 tentang perindustrian, industri pengolahan di dalam negeri dapat tumbuh. Apalagi, industri mamintem ini adalah kontributor terbesar dari industri nonmigas, yakni 36 persen pada 2013. Sementara kontribusinya terhadap total GDP sebesar 7,42 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com