Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Desak pemerintah Perbaiki Neraca Perdagangan Migas

Kompas.com - 15/07/2014, 13:54 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia mendesak pemerintah memperbaiki kinerja neraca perdagangan sektor migas. Sebab, bila kinerja perdagangan migas tak dimitigasi dengan baik, neraca perdagangan tetap akan tertekan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan, jika impor bahan bakar minyak (BBM) masih tinggi, maka capaian kinerja ekspor non migas yang telah menunjukkan perbaikan akan sia-sia.

"Kami khawatir 2014 ini tekanan impor BBM masih tinggi dan perkembangan yang sudah baik, yaitu pertumbuhan ekspor atau pertumbuhan dari surplus neraca perdagangan non migas yang sudah menguat itu tidak diimbangi dengan penurunan defisit migas yang berarti," kata Agus saat berbuka puasa bersama wartawan di kantornya, Senin (15/7/2014) malam.

Agus menyoroti defisit transaksi berjalan atau current account deficit pada 2012 yang mencapai 24 miliar dollar AS meningkat menjadi 29 miliar dollar AS pada 2013 diakibatkan masih tingginya tekanan akibat impor minyak. Bila transaksi berjalan tetap tidak sehat semacam itu, maka nilai tukar rupiah tetap menjadi korban.

"Kalau nilai tukar tidak didukung current account yang sehat, tentu akan terus mengalami pelemahan. Indonesia tantangannya kita lihat inflasi ada risiko, ada defisit transaksi berjalan, dan defisit fiskal. Kita juga lihat indikator yang paling sederhana adalah defisit neraca perdagangan," jelas Agus.

BI berharap perbaikan transaksi berjalan dapat dilakukan. Artinya, seluruh pihak harus memberi perhatian dan komitmen penuh terhadap stabilisasi ekonomi Indonesia. "Perlu komitmen semua pihak karena kebetulan ekonomi global sedang menurun. Pada 2015 semua punya harapan lebih baik karena pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik," papar Agus.

Adapun neraca perdagangan Juni 2014 diperkirakan kembali mencatat defisit. Sebelumnnya, pada Mei 2014 neraca perdagangan mencapai surplus 69,9 juta dollar AS. "Defisit neraca perdagangan Juni 300 juta dollar AS karena lonjakan impor," ungkap Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com