Sumber yang mengetahui mengenai hal ini mengatakan bahwa ada dua langkah yang akan diambil. Pertama, Khazanah sebagai induk usaha akan mengambil alih Malaysia Airlines dari kebangkrutan. Kedua, mereka akan melakukan delisting.
Sebulan sebelum tragedi penembakan MH17 di Ukraina, Khazanah juga telah memperkirakan bahwa Malaysia Airlines hanya memiliki cukup dana untuk bertahan sekitar satu tahun. Sampai dengan akhir Maret 2014, MAS memiliki kas dan setara kas 3,25 miliar ringgit.
"Malaysia Air tidak memiliki neraca yang besar, dia masih berjuang dari masalah persepsi. Kita mungkin akan melihat langkah-langkah drastis," kata Mohshin Aziz, analis Malayan Banking Bhd, di Kuala Lumpur.
Sayang, Asuki Abas, juru bicara Khazanah, tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar.
Sepanjang tahun ini, saham Malaysia Airlines telah anjlok sebesar 34 persen di bursa Kuala Lumpur. Untuk menjadi perusahaan tertutup, itu artinya Khazanah harus membeli sekitar 31 persen saham yang beredar senilai 1 miliar ringgit atau sekitar 315 juta dollar AS, berdasarkan harga penutupan saham terakhir.
"Jika mereka melakukan privatisasi ini, mereka akan 'membunuh beberapa burung dengan satu batu' (menyelesaikan masalah dengan satu langkah)," kata Terence Fan, asisten profesor di Singapore Management University, yang meneliti bisnis penerbangan.
Langkah ini, lanjut Terence, juga bisa menjadi peluang mereka dalam mengubah citra diri.
Selama tiga tahun terakhir, Malaysia Airlines telah menderita kerugian sekitar 4,13 miliar ringgit.
(Hendra Gunawan)
Baca juga: Singapore Airlines Minta Maaf atas "Postingan" #MH17
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.