Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalau Jokowi Punya Tol Laut, Kita Punya Jembatan Laut

Kompas.com - 29/07/2014, 07:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung, yang juga seorang pebisnis, menuturkan, dalam aktivitas perekonomian, pergerakan barang lebih penting dibanding pergerakan orang.

"Kalau orang bisa cari (cara berpindah tempat) sendiri, ada yang provide. Kalau barang, tidak," katanya kepada wartawan dalam obrolan santai seusai open house di kediamannya, Menteng, Jakarta, Senin (28/7/2014).

Atas dasar itu, menurut Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) (non-aktif) itu, konektivitas menjadi kunci utama perpindahan barang. Terkait dengan hal tersebut, pemerintah sedianya berencana membangun Jembatan Selat Sunda (JSS).

Namun, menurut Chairul, itu memakan waktu yang lama. "Kalau (JSS) ditunggu, tidak terjadi konektivitas," katanya.

Jembatan Laut

Berawal dari kunjungannya dalam memantau arus mudik, sebut saja di Bakauheni dan Merak, Chairul mendapati bahwa perbaikan manajemen saja tidak cukup untuk memperlancar perpindahan orang dan barang. Di Bakauheni misalnya, sebut Chairul, ia menargetkan adanya enam dermaga baru.

Chairul mengatakan, pasca-Lebaran, dirinya akan meminta Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum untuk mendesain perluasan dermaga.

"(Tadinya) itu kan mau dibangun JSS, tapi itu masih lama sekali. Kita tidak bisa menunggu. Kita akan bangun jembatan laut. Kalau Pak Jokowi punya tol laut, kita punya jembatan laut," ungkapnya.

Perluasan dermaga Bakauheni akan dibarengi dengan penambahan kapal berukuran besar. Pembenahan infrastruktur pelabuhan juga akan dilakukan di Merak.

Menurut Chairul, kini Merak sudah tidak memadai lagi. Sayangnya, Chairul mengakui, Merak tidak mungkin diperluas. "Kalau di Priok ada makam Mbah Priok, di sana ada makam Mbah Merak," selorohnya.

Akibat lahan yang kemungkinan besar tidak bisa clearing itu, Chairul berinisiatif memindahkan pelabuhan Merak. "Jadi satu-satunya cara, memindahkan pelabuhan Merak. Saya sudah minta Wamen Kemenhub, anggaran harus ada untuk studi kelayakan (di APBN 2015)," jelasnya.

Dengan perbaikan dua dermaga penghubung Jawa-Sumatera, ditambah beroperasinya jalan tol trans-Sumatera, Chairul yakin hal ini memiliki dampak terhadap efisiensi ekonomi yang luar biasa besar.

JSS tak mandek

Meski sangat bersemangat tentang konsep jembatan laut ini, Chairul tidak memastikan bahwa JSS dibatalkan.

"Silakan JSS tetap jalan. Tapi saya tidak bisa menunggu. Saya berpikir yang paling cepat itu membangun konektivitas jembatan laut," ujarnya.

Sayangnya, Chairul menyatakan belum tahu pasti berapakah anggaran yang bakal dikeluarkan negara untuk membiayai jembatan laut. Sementara catatan Kompas.com, diperkirakan JSS butuh dana sekitar Rp 200 triliun.

Indonesia National Shipowners Association pernah menyatakan bahwa perbaikan dermaga di pelabuhan penghubung Jawa-Sumatera hanya butuh separuh anggaran JSS, yaitu sekitar Rp 100 triliun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com