Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chairul Tanjung: Saya Lihat Sendiri, Jadi Tak Ada Pejabat yang Bisa Bohong

Kompas.com - 29/07/2014, 10:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung melakukan perjalanan lebih dari 12 jam pada hari-hari terakhir puasa, yakni pada Jumat (26/7/2014) dan Sabtu (27/7/2014). Hal itu ia lakukan guna memantau arus mudik dari barat Jawa menuju timur.

"Saya dua hari ini walaupun puasa saya naik helikopter. Selama hidup baru itu saya naik heli paling lama. Kenyang saya naik helikopter untuk pantau mudik," katanya seusai open house di kediamannya, Menteng, Jakarta, Senin (28/7/2014).

"Saya kenyang naik heli kemarin itu. Habis Jumatan sampai habis maghrib. Hari berikutnya dari jam 09.00 sampai habis maghrib," tambahnya.

Berdasarkan pemantauannya dari udara, Chairul mengatakan, secara umum kondisi arus mudik lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Namun, lanjutnya, masih banyak permasalahan yang belum selesai.

"Lampung, Bakauheni itu sudah ada empat dermaga. Itu saya sudah lihat bisa diperkuat di Bakauheni-nya," katanya.

Perlu tambah dermaga

Menurut dia, harus ada penambahan hingga 10 dermaga ke depannya. Pasca-Lebaran, Chairul mengaku akan meminta Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum untuk segera mendesain perluasan dermaga.

"(Tadinya) Itu kan mau dibangun JSS. Tapi itu masih lama sekali. Kita tidak bisa menunggu. Kita akan bangun jembatan laut. Kalau Pak Jokowi punya tol laut, kita punya jembatan laut," ungkapnya.

Perluasan dermaga Bakauheni akan dibarengi dengan penambahan kapal berukuran besar. Pembenahan infrastruktur pelabuhan juga akan dilakukan di Merak.

Namun, menurut Chairul, kondisi Merak saat ini sudah tidak memadai, sementara lokasinya tidak mungkin diperluas.

Akibat lahan yang kemungkinan besar tidak bisa diperluas, Chairul berinisiatif memindahkan Pelabuhan Merak. Dia mengatakan akan meminta Wamenhub untuk memasukkan anggaran studi kelayakan dalam APBN 2015.

"Kalau bisa pembebasan lahan, dibebasin. Kalau tidak bisa, kita (pakai) model kaya Kalibaru, karena lebih cepat, lebih efisien, dan murah juga," jelasnya.

Dengan penambahan dermaga di penghubung Jawa-Sumatera, Chairul berharap tidak ada lagi angkutan truk yang parkir hingga luar tol.

Tol Trans-Jawa dikebut

Selain itu, berdasarkan pemantauan dari udara, Chairul mengatakan, masih terjadi kemacetan di Simpang Jomin. Selain karena volume kendaraan yang meningkat, hal ini juga disebabkan penyempitan lajur dari sembilan lajur di tol Jakarta menjadi tiga atau dua lajur ketika memasuki Jomin.

"Nah, jadi di situlah puncak kemacetan luar biasa. Nah, kalau ini, jagonya me-manage traffic pun enggak bisa. Belum lagi yang nyambung dari Pantura," ujarnya.

Oleh karena itu, Chairul mengaku telah meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan otoritas jalan tol mengebut pembangunan jalan Cikampek-Palimanan selama setahun ke depan.

"Kalau bisa Lebaran tahun depan sudah bisa dipakai. Walaupun belum dioperasionalkan secara umum setidaknya dipakai dulu untuk Lebaran, (maka) tidak ada masalah lagi dengan Jomin," tuturnya.

Dia menyadari pembangunan Cikampek-Palimanan hanya konsekuensi sementara karena kemacetan akan pindah dari Jomin ke Pejagan. Di Pejagan, lanjut dia, kendaraan yang melintas akan terpecah ke banyak arah tujuan, seperti Yogyakarta, padahal pintu keluar tol setelah Pejagan rata-rata masih sempit.

"Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri (masalah ini). Jadi, tidak ada pejabat yang bisa bohongin saya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com