Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CT Akui, Ini yang Bikin Soeharto Bertahan 32 Tahun

Kompas.com - 29/07/2014, 16:16 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Bagi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung, menjaga stabilitas harga pangan adalah yang paling utama. Dia mengaku cukup berbangga diri karena pada Juli ini diprediksi indeks harga konsumen menjadi yang terendah sepanjang Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.

Menurut CT, panggilan akrab Chairul Tanjung, alasan inflasi Juli 2014 bisa rendah, meskipun ada kebijakan dari Bank Indonesia yang dampaknya memengaruhi permintaan, adalah koordinasi antara dua kementerian pokok, yakni Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian sangat baik. Dengan demikian, stabilitas harga pangan terjamin dan para spekulan pasar berkurang.

"Saya jujur agak ngancem-ngancem sedikit. Saya ini orang pasar. Begitu ada gerakan sedikit saja, saya tahu," katanya kepada wartawan saat open house di kediamannya, Menteng, Jakarta, Senin (28/7/2014).

CT menceritakan, dia langsung bergerak ketika ada pergerakan harga daging ayam maupun telur ayam. CT bilang, dia langsung meminta Mendag M Lutfi untuk menjaga stabilitas harga. CT mengklaim, stabilitas harga saat Lebaran tahun ini merupakan salah satu kebijakan yang dinilainya berhasil. Dia pun mengaku mendapatkan banyak pujian. Bahkan, kata CT, pujian itu pun tak hanya datang dari kalangan berada.

"Pembantu saya pulang kampung pun ikut dipuji masyarakat di kampungnya, karena stabilitas harga. Di sinilah saya mempelajari betul Pak Harto kenapa bisa sampai 32 tahun, karena harga-harga bisa ditekan," selorohnya.

Terendah sepanjang KIB II

Dengan harga pangan yang stabil, CT optimistis target inflasi Juli 2014 di bawah 1 persen bisa tercapai. Meski Bank Indonesia memprediksi inflasi mencapai 0,8 persen, tetapi Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa hingga pekan ketiga Juli perkembangan harga masih di level 0,7 persen.

"Kalau tidak terjadi kenaikan harga dua-tiga hari ini, mudah-mudahan di bawah 1 persen. Maka, inflasi Lebaran ini terendah dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II," jelasnya.

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa, ditemui di kediaman CT, mengatakan, inflasi Juli 2014 diprediksi 0,73 persen, faktor pendorongnya karena pangan terkendali.

"(Ini) Luar biasa, padahal ada Lebaran dan sekolah. Biasanya Lebaran saja tanpa sekolah sudah 0,6 persen," sebutnya.

Tarif listrik belum berdampak

Beruntung, sambung Purbaya, kenaikan tarif tegangan listrik (TTL) bagi enam golongan pelanggan pada 1 Juli lalu belum berdampak langsung. Sebagaimana diketahui, salah satu yang terkena kenaikan TTL adalah golongan industri.

Purbaya menuturkan, biasanya pengusaha akan menaikkan harga barang secara bertahap, tidak langsung. "Kalau langsung, mereka juga akan kehilangan market," imbuhnya. 

Purbaya memperhitungkan, setiap kenaikan TTL 10 persen bakal menyumbang kenaikan inflasi 0,2 persen. Biasanya, lanjut Purbaya, pengusaha menaikkan harga barang, menunggu sampai pemerintah mengeluarkan kebijakan berikutnya, seperti menaikkan harga bahan bakar minyak.

"Dengan inflasi Juli yang rendah, target inflasi tahun ini sebesar 4,5 persen plus minus 1 persen kemungkinan tercapai," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com