Manajemen mengungkapkan penurunan laba bersih disebabkan oleh ketatnya kompetisi, terutama oleh maskapai penerbangan murah serta ekspansifnya maskapai penerbangan Timur Tengah. Hal ini membuat pendapatan turun 4,1 persen menjadi3,68 miliar dollar Singapura.
Di sisi lain, penyebab merosotnya laba bersih perseroan adalah kerugian yang dicatatkan oleh entitas bisnis yang masih terafiliasi, yaitu Tiger Airways Holdings Ltd. Tragedi yang dialami oleh Malaysia Airlines juga ikut berkontribusi terhadap kinerja keuangan Singapore Airlines pada pediode tersebut, lantaran berkurangnya wisatawan yang berkunung ke Asia Tenggara.
“Bisnis sektor penerbangan semakin sulit dikontrol oleh Singapore Airines. Sementara, kunjungan wisatawan ke Asean juga turun karena dampak krisis politik di Thailand dan tragedi Malaysia Airlines," ujar analis dari Credit Suisse Singapura, Timothy Ross, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (31/7/2014).
Perseroan mencatat laba operasional turun 52 persen pada periode Maret-Juni akibat ketatnya kompetisi harga tiket. Hal itu membuat yield per penumpang turun menjadi 10,9 sen dollar Singapura per kilometer, dari tahun sebelumnya 11,1 sen dollar Singapura.
Adapun yield kargo justru tumbuh menjadi 33 sen dari tahun sebelumnya 32,7 sen per kilometer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.