Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Rupiah Sebisa Mungkin Dicetak di Indonesia

Kompas.com - 01/08/2014, 07:41 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menanggapi kabar data Wikileaks tentang pencetakan uang rupiah di Australia pada tahun 1999 silam, Bank Indonesia (BI) sebagai regulator sistem pembayaran menyatakan pada dasarnya uang rupiah sebisa mungkin harus dicetak di dalam negeri oleh Perum Peruri.

Perum Peruri merupakan perusahaan percetakan uang negara yang berhak mencetak uang. Meskipun demikian, dalam hal tertentu bisa saja uang rupiah dicetak di negara lain. "Prinsipnya sih bisa saja (uang dicetak di negara lain). Namun diutamakan pencetakan oleh (Perum) Peruri," kata Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs kepada Kompas.com, Kamis (31/7/2014).

Hal tertentu yang dimaksud, lanjut Peter, adalah bilamana ada kualitas uang tertentu dalam proses pencetakan yang tidak dapat dilakukan olh Perum Peruri. "Kalau sesuai perencanaan, seharusnya cukup dicetak oleh Peruri, kecuali ada kualitas tertentu yang tidak bisa dilakukan oleh Peruri," jelas Peter.

Lebih lanjut, terkait pernyataan Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara yang mengungkapkan pada saat itu pencetakan uang dilakukan di Australia karena alasan terkait Y2K, Peter tidak menampik. Ia menjelaskan saat itu ada semacam keterbatasan Peruri dalam hal pencetakaan uang, dalam hal ini pecahan Rp 100.000.

"Ya, saat itu ada jenis uang yang tidak bisa dicetak di dalam negeri. Bisa dari materialnya atau teknologinya," ujar dia.

Sebelumnya di kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Mirza menyatakan pencetakan uang di Australia memang terjadi hanya satu kali pada tahun 1999. "Itu cuma sekali saja karena masih ingat Y2K enggak? Nah itu dulu kan Y2K itu orang enggak tahu apa yang akan terjadi," ungkap mantan Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tersebut.

Kata Mirza, saat itu ada kekhawatiran dimana teknologi di Indonesia akan mati total dan komputer-komputer yang ada tidak berfungsi. Dengan kondisi itu, BI memperkirakan adanya lonjakan permintaan terhadap uang yang beredar sehingga BI pun melakukan pencetakan di luar negeri. "Kayak Lebaran saja, orang lonjakan permintaan mencetak lebih," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com