Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indri, Mendulang Rupiah dari Kreasi Batik Gendong

Kompas.com - 01/08/2014, 08:00 WIB
Kontributor Semarang, Puji Utami

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Selama ini masyarakat mengenal kain batik gendong sebagai alat bantu untuk mengendong bayi. Namun ternyata kain batik gendong itupun bisa dijadikan busana berupa sackdress, tanktop, blouse, celana serta rok yang cantik dan unik.

Kekhasan batik gendong yakni corak seperti bunga, naga, ikan dan warna yang cerah sehingga menimbulkan kesan ceria. Batik ini semakin unik dengan garis-garis di bagian ujung kain yang elok untuk dijadikan busana.

Berkreasi dengan batik gendong untuk dijadikan baju-baju resmi, kantor maupun casual. Itulah usaha yang ditekuni Hendrati Hapsari (32) atau yang biasa disapa Indri dengan butiknya yang diberi nama butik Candrakanti.

Usaha yang dimulai dari kecintaannya dengan berbagai macam batik ini ternyata berawal dari ketidaksengajaan. Ia sendiri merupakan penggemar batik untuk outfit resmi dan juga casual. "Saya memang penggemar batik dan punya banyak koleksi juga, ibu saya juga penggemar batik. Banyak koleksinya yang diberikan ke saya," ujar dia.

Meski begitu, untuk model baju yang dikenakan ia sangat pilih-pilih. Biasanya ia pun membuat sendiri baju batiknya agar tidak sama dengan yang dikenakan orang lain. Hal itupun kini menjadi salah satu keunggulan butiknya, yakni hanya ada satu model untuk satu baju.

"Kan nggak seru juga kalau pas ke acara pesta ternyata kita pakai baju yang sama dengan tamu lain," kata dia.

Istri dari Imanuel Citra Senjaya (34) ini mengaku awalnya ia membuat kreasi batik gendong untuk dirinya sendiri. Baju itu merupakan hasil penjahit langganannya dengan model sesuai keinginannya.

"Pas saya pakai ada teman yang bilang, kenapa enggak dijual aja, kan belum banyak yang berkreasi dari batik gendong, akhirnya dengan dukungan suami saya niatkan untuk mulai usaha," cerita wanita yang juga seorang karyawan swasta ini.

Ia kemudian mulai merintis butiknya sejak setahun lalu. Usahanya pun berawal dengan modal sedikit untuk membeli kain dan menjadikan beberapa potong baju sebagai contoh. Kini ia sudah bekerjasama dengan sejumlah penjahit. Dan untuk model baju, sebagian bekerjasama dengan designer lepas.

Respons konsumen pun lumayan bagus dan kini terus meningkat. Berawal dari teman-teman dekat kemudian dipasarkan secara online dengan memanfaatkan twitter, instagram dan juga facebook.

Kreasinya bukan hanya untuk kaum hawa, melainkan juga ada yang untuk para lelaki. Kini hasil karya butik Candrakanti sudah dikirim ke sejumlah daerah di Indonesia. "Paling banyak dari kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Yogyakarta," ujarnya.

Selain memilih koleksi yang sudah ready, konsumen pun ditawarkan untuk bisa memesan sesuai keinginan. Harga koleksi baju-baju batik gendong tersebut mulai dari Rp150 ribu. "Kalau untuk nama Candrakanti sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta, artinya cantik bagai rembulan. Harapannya, konsumen yang mengenakan produk kami terlihat cantik dan unik," kata dia lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com