Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukses Menambah "Uang Dapur" Hingga Rp 10 Juta dari Sambel Pecel

Kompas.com - 05/08/2014, 08:00 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com - Usaha apa pun asal ditekuni dengan baik dan penuh  kepercayaan, tentu lama kelamaan akan membuahkan hasil. Seperti yang dilakukan oleh Maria Magdalena Niken, warga Kabupaten Kediri, Jawa Timur dengan usaha sambel pecelnya ini.

Niken, panggilan ibu satu putra ini, tak menyangka usaha pembuatan sambel pecel yang dirintisnya sejak tahun 2006 itu mampu bertahan hingga saat ini. Bahkan pemasarannya tembus hingga luar daerah seperti Jakarta hingga Kalimantan.

Penuturan istri dari Galih Wiyono pekan lalu, dia mengawali  usaha rumah tangga itu dari nol alias tanpa pengalaman apapun. Usahanya itu berawal dari dorongan ketua PKK setempat. "Saat itu saya disuruh ikut pelatihan usaha oleh Ibu Sutrisno yang waktu itu masih menjabat ketua PKK. Kalau saat ini beliau kan sudah menjadi Bupati," kata Niken.

Pelatihan tersebut membuat pikirannya semakin terbuka untuk berusaha. Bahkan menjadi semakin tertantang karena hasil pelatihan itu harus segera terealisasi karena adanya permintaan sambel pecel dari Malaysia.

Usahanya itu terus ia kembangkan dan kini setiap bulannya, dengan dibantu oleh seorang karyawan, Niken mampu memproduksi sambel pecel antara 4 kwintal hingga 6 kwintal.

KOMPAS.com/ M.Agus Fauzul Hakim Untuk ukuran 400 gram ia jual seharga Rp 13.500, sementara kemasan 1 kilogram dia lempar ke pasaran seharga Rp 30.000.
Dia memusatkan usahanya itu di rumahnya sendiri di Jalan Pamenang IV Perum Katang  B 11 Kabupaten Kediri. "Kebetulan saya sudah banyak menggunakan mesin untuk memproduksi sambel pecel," imbuhnya.

Dari usaha yang disebut sampingan itu, setiap bulannya dia mampu mengumpulkan uang  mulai dari Rp 8 juta sampai Rp 10 juta. Baginya, uang itu relatif cukup untuk menambah kebutuhan dapurnya. "Ya daripada bengong gak ngapa-ngapain di rumah," candanya.

Produksi sambel pecel yang diberi merek dagang Miraos itu baru baru ini menyabet  penghargaan dari BPOM berupa piagam Bintang Keamanan Pangan Satu. Piagam itu  didasarkan atas higienitas karyawan, penanganan dan penyimpanan pangan, sanitasi dan peralatan.

Bukan tanpa kendala, Niken mengaku pusing ketika terjadi kenaikan harga bahan utama yaitu kacang tanah. Kalau harga bahan itu naik otomatis mempengaruhi harga jual.

Ke depan, Niken menerawang, akan lebih memperbaiki usahanya itu. Hal pertama yang dia rencanakan adalah pengembangan kemasan agar lebih menarik dan lebih beragam pilihan ukuran. Saat ini hanya ada ukuran kemasan 400 gram dan 1 kilogram.

Untuk ukuran 400 gram ia jual seharga Rp 13.500, sementara kemasan 1 kilogram dia lempar ke pasaran seharga Rp 30.000.  "Produk saya mampu bertahan hingga 10 bulan meski tanpa bahan pengawet," kata dia sambil berpromosi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com