Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan AS-Rusia Panas, Indonesia Ambil Untung

Kompas.com - 08/08/2014, 19:49 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Memanasnya gejolak politik antara Amerika Serikat (AS) dan negara Eropa Barat akan memberikan dampak terhadap hubungan dagang Indonesia. Oleh sebab itu, pada akhir Agustus atau awal September mendatang, pemerintah Indonesia berencana mengadakan pembicaraan dengan menteri ekonomi Rusia.

Rusia sendiri telah melakukan embargo terhadap impor produk daging sapi, produk hortikulura dan barang-barang pertanian lainnya asal AS dan negara-negara kawasan Eropa barat. "Mungkin diary product yang mereka dapatkan seperti mentega dan berbasis animal oil mungkin kita bisa pasok itu ke sawit tetapi kita lihat ke depan," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Jumat (8/8/2014).

Indonesia dan Rusia memiliki potensi untuk dilakukan kerja sama perdagangan. Lutfi bilang, setidaknya tiga produk unggulan asal Indonesia yang berpotensi untuk dilakukan kerjasama ke Rusia antara lain minyak kelapa sawit, karet dan produk hutan. Sementara dari Rusia antara lain, gandum dan pesawat komersial Sukhoi.

Minyak sawit Indonesia cukup banyak di ekspor ke negara tetangga Rusia yakni Ukraina. Dengan persoalan Ukraina saat ini, pasarnya dapat dialihkan ke Rusia. Catatan saya, ekspor minyak sawit dan turunannya ke Ukraina dapat mencapai 425 juta dollar AS ke Ukraina. Di Ukraina kemudian disebarkan dalam bentuk minyak goreng dan produk kelapa sawit lainnya.

"Jadi saya berharap hingga akhir Agustus ini jika terganggu kita akan menggantikan pindah ke Rusia," ujar Lutfi. (Handoyo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com