"Jika rutenya merugi terus, maka kita tutup," kata Direktur Komersial dan Pemasaran Garuda Indonesia, Erik Meijer di Cengkareng, Tangerang, (8/8/2014).
Erik mengatakan, selain menutup rute yang merugikan, Garuda juga akan memanfaatkan jaringan bisnisnya bersama Sky Team. Menurut dia, dengan jaringan Sky Team yang luas maka Garuda bisa bekerja sama dengan anggota Sky Team lainnya.
Sementara itu, mengenai rencana pembukaan rute ke Mumbai India, Erik mengakatan bahwa rencana tersebut diundur. Alasanya, kata dia, karena rute Mumbai dinilai belum bisa bersaing sehingga tidak akan memberikan keuntungan kepada Garuda.
"Rencana rute baru Mumbai kita pertimbngkan pesawat juga. Mumbai masih susah bersaing karena persaingan juga banyak yang kesitu, jadi kita lalukan penundaan rute," katanya.
Sebelumnya, Garuda Indonesia sepanjang semester I-2014 membukukan kerugian sebesar 211,7 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,43 triliun. Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengungkapkan kerugian itu dipicu oleh beberapa hal, di antaranya situasi ekonomi dunia yang belum pulih, kenaikan harga bahan bakar minyak dan depresiasi nilai tukar rupiah hingga 20 persen, yang mempengaruhi biaya operasional.
Sejauh ini, sekitar 75 persen biaya operasional perusahaan dalam dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.