Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menggugah Kesadaran Masyarakat Akan BBM Bersubsidi

Kompas.com - 09/08/2014, 11:22 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Indonesia saat ini terus membengkak. Bahkan bukan hal yang aneh jika trend tersebut terus naik dari tahun ke tahun. Pasalnya ketergantungan terhadap BBM terutama BBM bersubsidi sampai saat ini belum mampu dikurangi.

Kebijakan pembatasan BBM bersubsidi yang dilakukan pemerintah sejak 1 Agustus 2014 lalu, harusnya dimaknai bahwa sebenarnya ada yang salah dalam pola penggunaan energi kita saat ini. Kebocoran penggunaan BBM bersubsidi sampai saat ini masih terjadi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pun mengakui hal tersebut.

“Ya saya harus akui memang penyalahgunaan BBM bersubsidi masih ada, tetapi sulit untuk mengetahui jumlahnya,” ujar Jero Wacik saat ditanya wartawan terkait masih adanya sejumlah penyalahgunaan BBm bersubsidi di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (5/8/2014).

Namun, nampaknya kita harus membuka mata, hati dan telinga lebar-lebar. Bagaimana tidak, faktanya hampir 70 persen BBM bersubsidi ternyata dipakai bukan oleh masyarakat yang tidak mampu tetapi masuk kedalam tanki-tanki bensin kendaraan masyarakat yang taraf hidupnya menengah keatas.

Ada hal menarik yang Jero Wacik katakan saat menggelar jumpa pers bersama Pertamina dn BPH Migas pada tanggal 5 Agustus 2014, dia mengatakan, seharusnya masyarakat yang taraf ekonominya menengah keatas, minimal mereka yang sudah memiliki mobil pribadi, memiliki kesadaran yang penuh untuk tidak lagi menggunakan BBM bersubsidi.

Namun, kata Jero, kesadaran untuk tidak menenggak BBM bersubsidi tersebut nampaknya belum ada. Pada tahun 2014 ini, pemerintah menyetujui kuota BBM bersubsidi 46 juta kilo liter dengan jumlah subsidi yang membengkak mencapai Rp 360 triliun. Realisasi sampai pertengahan tahun ini, kata Jero sudah mencapai 22,9 juta kilo liter.

Angka tersebut akan terus melonjak karena pada semester kedua penggunaan BBM bersubsidi akan meningkat seiring dengan adanya momen seperti lebaran, libur sekolah dan liburan akhir tahun nanti.

Oleh karena itu, kata Jero, jika BBM bersubsidi tidak dibatasi maka BBM bersubsidi akan habis pada akhir November mendatang. Jika ini terjadi, dampaknya terhadap ekonomi akan sangat signifikan karena harga produksi dan logistik barang akan meningkat.

Lantas kata politisi Demokrat tersebut, pemerintah mengambil sikap untuk melakukan pengendalian BBM bersubsidi dibeberapa titik yang memiliki kerawanan terjadinya penyalahgunaan BBM bersubsidi baik solar maupun Premium.

Salah satu titik penerapan kebijakan tersebut adalah Jakarta Pusat. Jero mengatakan, ada 26 SPBU di Jakarta Pusat tidak lagi boleh menjual solar bersubsidi. Meskipun mendapatkan banyak kritikan, pemerintah memiliki alasan tersendiri mengapa SPBU di Jakpus dilarang menjual BBM bersubsidi. Menurut dia, mayoritas solar di SPBU di Jakarta ditenggak oleh mobil-mobil mewah.

Selain itu, tempat yang juga mengalami pembatasan BBM bersubsidi adalah SPBU di jalan tol. Masyarakat yang memiliki mobil pribadi juga mengkonsumsi premium bersubsidi di jalan tol. Padahal, jika masyarakat yang memiliki mobil pribadi memiliki kesadaran bahwa BBM bersubsidi bukanlah hak mereka, seharusnya yang dibeli bukanlah premium tetapi pertamax.

Pemerintah sebenarnya sudah beberapa kali menyampaikan bahwa anggaran untuuk BBM bersubsidi terus membengkak dari tahun ke tahun. Hal inipun berdampak kepada APBN, bahkan banyak pihak menilai jika anggaran subsidi BBM tersebut tidak dikurangi maka APBN akan jebol dan dampaknya akan sangat besar terhadap perekonomian nasional.

“Undang-undang memberikan amanah bahwa subsidi harus diberikan kepada golongan yang tidak mampu. Dalam perjalanan sejarah kita, saat ini subsidi energi sudah sangat besar Rp 360 triliun. Semua sepakat kalau anggaran sebesar itu bisa untuk membangun infrastruktur,” katanya.

Oleh karena itu, Jero kembali mengingatkan masyarakat bahwa penggunaan BBM bersubsidi hanya ditujukan kepada masyarakat yang tidak mampu bukan yang mampu. sehingga menurut dia, menggugah kesadaran masyarakat akan penggunaan BBM adalah hal yang mutlak dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com