Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan PT Inka soal Bus Transjakarta yang Patah

Kompas.com - 11/08/2014, 08:40 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — PT Inka (Persero), sebagai perusahaan pembuat bus transjakarta yang mengalami patah di bagian sambungan, memberikan penjelasan mengenai peristiwa yang terjadi di Koridor XI pada Kamis (7/8/2014).

Menurut perusahaan pelat merah tersebut, patahnya sambungan bus transjakarta terjadi karena adanya kelalaian pengemudi dalam memenuhi standar operasional prosedur (SOP) saat terjadi masalah pada sambungan bus.

"Kronologi kejadian, begitu terdengar ada suara tidak normal di sambungan, pengemudi menghentikan bus dan segera memindahkan penumpang. Selanjutnya, karena diminta mundur petugas lalu lintas, bus dimundurkan. Hal ini tidak sesuai SOP yang juga sudah dipahami oleh para pengemudi bahwa bila terjadi kondisi seperti tersebut di atas, seharusnya bus harus tetap dimajukan pelan ke depan ke lokasi yang aman," ujar General Manager PT Inka M Pramudya dalam press release yang diterima Kompas.com, Jakarta, Senin (11/8/2014).

Karena kesalahan SOP tersebut, kata Pramudya, bus yang mempunyai penggerak belakang tersebut membuat bodi belakang tertarik ke belakang, sedangkan bodi depan tetap pada posisinya. Hal tersebut, menurut dia, membuat penutup harmonica terlepas dan membuat bodi belakang terlepas dari sambungan dengan bodi depan.

Namun, setelah teknisi datang dan mengganti baut yang patah, lanjut Pramudya, bus sudah bisa berjalan normal untuk selanjutnya dibawa ke pul Damri guna investigasi lebih lanjut.  Oleh karena itu, PT Inka mengambil kesimpulan bahwa kejadian tersebut terjadi karena baut patah, bukan karena bodi atau ada bagian sasis yang patah.

Mengenai sistem sambungan yang digunakan di bus tersebut, Pramudya mengatakan, sambungan tersebut sudah menggunakan produk yang paling baik dari yang ada sekarang, yaitu menggunakan produk dan teknologi Jerman bermerek Hubner. Menurut dia, Hubner merupakan produsen terbesar di dunia untuk sistem artikulasi, baik di bus maupun di kereta api.

Selain karena adanya kelalaian SOP pengemudi, PT Inka juga menilai bahwa patahnya baut pada sambungan bus terjadi karena beberapa hal, yaitu beban operasional bus yang sering overload, ketidakrataan jalan, dan waktu perawatan bus harian yang terlalu singkat.

Oleh karena itu, PT Inka menyatakan sangat mendukung rencana Pemprov DKI dan PT Transjakarta untuk melibatkan pihak produsen dalam service contract perawatan sehingga pihak produsen bus bisa langsung mendukung penuh operator dalam perawatan periodik, khususnya untuk komponen-komponen utama. Dengan demikian, operator juga bisa konsentrasi dalam bisnis intinya, yaitu operasional bus dengan lebih baik.

"Sebagai satu-satunya produsen otomotif lokal yang masih aktif , PT Inka (persero) berkomitmen penuh untuk terus meningkatkan kualitas produk Inobus dan membuka diri terhadap berbagai masukan dan kritikan untuk menghasilkan produk lokal sarana transportasi transjakarta DKI yang lebih andal, aman, dan nyaman sebagaimana yang dikehendaki oleh masyarakat pengguna," kata Pramudya.

baca juga: Bus Gandeng Transjakarta Buatan PT INKA Berkualitas Jelek?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com