Setelah Presiden AS, Barrack Obama, menunjukkan niatan untuk membantu pemerintah Irak memerangi militan ISIS, dollar index terpantau melemah.
Menurut Riset Samuel Sekuritas Indonesia, keikutsertaan AS dalam perang berpeluang mengganggu jalannya pemulihan ekonomi sehingga itu memungkinkan Bank Sentral AS, The Fed, untuk menjaga suku bunga rendah lebih lama lagi.
Rupiah yang sempat melemah di pembukaan ditutup menguat pada Jumat (8/8/2014) sore lalu. Surplus neraca perdagangan China yang naik serta pelemahan dollar global mampu mendorong rupiah lebih jauh ke bawah Rp 11.800 per dollar AS.
Namun, aksi jual masih terlihat di pasar SUN di mana imbal hasil (yield) SUN bertenor 10 tahun naik ke 8,3 persen. Hari ini rupiah berpeluang melanjutkan penguatannya karena pengaruh sentimen eksternal.
Pada awal perdagangan Senin pagi ini, berdasarkan data Bloomberg pada pukul 08.44 WIB, mata uang garuda menguat ke posisi Rp 11.731 per dollar AS atau naik 0,40 persen dibanding penutupan Jumat lalu pada 11.778.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.