Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Starbucks: Kami Tak Setor Dana ke Israel

Kompas.com - 11/08/2014, 10:06 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


NEW YORK, KOMPAS.com — Perusahaan gerai kopi Starbucks menyatakan, baik pihaknya maupun CEO Howard Schultz tidak memberikan dukungan dana kepada Israel maupun militernya. Pernyataan ini menjawab rumor yang selama ini sempat beredar.

Lebih lanjut, Starbucks juga menyatakan telah menutup semua gerainya di Israel sejak tahun 2003 karena alasan tantangan operasional. Juru bicara Starbucks Jim Olson tidak menjelaskan secara spesifik apa yang dimaksud dengan tantangan operasional. Namun, ia menyebut keputusan tersebut tidak ada kaitannya dengan isu politik.

"Perusahaan telah membantah dukungannya untuk Israel di hadapan publik sebelumnya, tetapi kembali menegaskan posisinya karena rumor palsu yang beredar tentang Starbucks dan Timur Tengah," kata Olson seperti dikutip dari CNN Money, Senin (11/8/2014).

Olson tidak menjelaskan dari mana rumor tersebut berasal. Akan tetapi, kampanye di aplikasi bernama Boycott, di mana semua orang dapat memulai dan memublikasikan boikot, menjadikan Starbucks target boikot karena diklaim mendukung Israel. Pemboikotan dalam aplikasi tersebut dinyatakan tidak menjamin keakuratan informasi yang terkandung. Kampanye tersebut telah menuai lebih dari 240.000 peserta pada bulan lalu.

"Starbucks tidak mendukung gerakan politik atau agama tertentu dan itu terjadi pada Howard pula. Tidak ada dukungan finansial, baik dari Howard maupun perusahaan, kepada Pemerintah Israel untuk keperluan apa pun," ujar Olson.

Informasi saja, saat ini Starbucks membuka sebanyak 600 gerai di 12 negara di Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk Lebanon, Jordania, dan Mesir.
baca juga: Starbucks Vs Dumb Starbucks

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com