Kekayaan laut Indonesia menurut Laksdya TNI Dr D.A. Mamahit. Msc dalam diskusi panel “Mengungkap Budaya Luhur Menuju Peradaban Maritim Indonesia“ yang diselenggarakan oleh Yayasan Suluh Nuswantara Bakti, Sabtu (10/8/2014) di Hotel Sultan Jakarta, dapat dipetakan dari berbagai sumber, yakni migas, wisata bahari, dan komoditas perikanan.
Dari sektor cadangan migas kata Mamahit, 70 persen atau sebesar 9,1 miliar barel terdapat di laut. Selain itu, pontensi sumber daya laut Indonesia tidak hanya datang dari kekayaan alam saja, tetapi juga bisa datang dari sektor yang terkait dengan jasa maritim, antara lain seperti pelayaran rakyat dan komersial yang memiliki nilai jual bagi kepentingan ekonomi secara nasional.
Mamahit yang juga Rektor Universitas Pertahanan mengatakan, potensi sumber daya pesisir dan laut Indonesia perlu menjadi perhatian. Pasalnya hal tersebut merupakan sumberdaya alam yang dapat pulih seperti perikanan tangkap dan budidaya, ekosistim terumbu karang, ekosistem mangrove. Sedang sumber daya yang tidak dapat pulih seperti migas dan berbagai jenis mineral, jasa lingkungan seperti pariwisata bahari, industri maritime serta jasa angkutan.
Terkait kepemimpinan dan paradigma maritim Mamahit mengemukakan, dibutuhkan pemimpin yang berkarakter dan memahami lingkup permasalahan dan prioritas pembangunan yang seharusnya dikedepankan, dan berkaitan dengan posisi Indonesia sebagai Negara berkemampuan maritim yang besar.
“Sebagai pemimpin yang peka terhadap masalah bangsa, seharusnya juga dapat memposisikan diri sebagai pemimpin strategis yang juga dikenal sebagai the agent of change yang mampu mengubah nasib bangsa mulai dari saat ini dan mulai dari belajar untuk sadar dan peka terhadap perkembangan global yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia membutuhkan semanagat dan realisasi untuk mengembangkan ketahanan bangsa melalui pemberdayaan potensi maritime nasional,” kata Mamahit. (Budi Prasetyo)
baca juga: "Tips" Jokowi Selamatkan Dana Rp 300 Triliun yang Hilang dari Laut