Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Indonesia Ciptakan Solar Air

Kompas.com - 12/08/2014, 10:41 WIB

DEPOK, KOMPAS.com — Pemerintah berupaya membatasi solar, tetapi Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti dari Program Studi Teknik Mesin justru berhasil membuat inovasi untuk penghematan solar dengan menciptakan bahan bakar pengganti yang mereka beri nama Solar Air.

Solar Air memiliki bahan utama solar sebanyak 70 persen, ditambah bahan zat adiktif 20 persen dan air 10 persen. Solar Air diklaim berkekuatan sama dengan solar biasa dan dapat menghemat penggunaan solar hingga 10 persen.

Wakil Dekan Universitas Trisakti Dr Ing AC Arya mengatakan, inovasi Solar Air yang merupakan hasil kerja dan inovasi, serta hasil pengembangan mahasiswanya merupakan terobosan baru yang sangat membanggakan pihaknya.

Menurut Arya, di tengah kisruh subsidi BBM dan kelangkaan bahan bakar solar yang ramai dibicarakan, mahasiswa Trisakti langsung berinovasi untuk menghemat penggunaan solar dengan menciptakan Solar Air ini.

"Seluruh jajaran Universitas Trisakti sangat bangga dengan kerja keras yang dilakukan oleh para mahasiswa dari Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti, Program Studi Teknik Mesin," kata Arya, Senin (11/8/2014).

Karenanya, kata dia, pihaknya akan mendukung penuh inovasi ini dan berharap akan bermanfaat bagi masyarakat luas, setelah nanti ditawarkan pembuatannya secara massal kepada pemerintah maupun swasta.

"Jelas bahwa inovasi ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat luas, terutama pengguna solar, di antaranya adalah nelayan," kata Arya.

Menurut Arya, Solar Air dicoba di kapal cepat dengan mengelilingi 69 pulau di Kepulauan Seribu, yang dimulai pada Minggu (10/8/2014) dan akan berakhir dalam lima hari ke depan. "Hasil uji coba untuk sementara ini sangat memuaskan," katanya.

Ketua Panitia Uji Coba Bahan Bakar Solar Air, Dimas Airlangga, yang merupakan mahasiswa Fakultas Teknik Industri Universitas Trisakti yang ikut berperan dalam inovasi Solar Air, berharap inovasi ini menjadi salah satu solusi permasalahan BBM di Indonesia.

"Kami akan mengelilingi 69 pulau di Kepulauan Seribu ini dengan bahan bakar Solar Air ini di mana perjalanan sampai lima hari. Sampai saat ini hasilnya sangat memuaskan setelah beberapa pulau kami kelilingi," katanya, Senin (11/8/2014).

Menurut Dimas, jika uji coba dengan mengelilingi 69 pulau di Kepulauan Seribu selama lima hari berhasil, barulah Solar Air akan ditawarkan untuk digunakan oleh masyarakat umum dan nelayan secara khusus.

Dimas menjelaskan, Solar Air yang terdiri dari 70 persen solar, 20 persen bahan adiktif, dan 10 persen air sangat aman bagi lingkungan dan tidak memiliki efek merusak.

"Solar Air ini termasuk biosolar yang sangat aman bagi lingkungan, sekaligus tidak akan merusak mesin," ujar Dimas. Ia mengatakan, inovasi dan uji coba Solar Air ini juga akan dipersembahkan untuk memperingati Hari Kemerdekaan ke-69 RI pada 17 Agustus 2014 mendatang. (Budi Sam Law Malau)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com