Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Masih "Wait and See", Penjualan Lahan Industri Melambat

Kompas.com - 13/08/2014, 20:55 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melalui Survei Harga Properti Komersial Kuartal II 2014 melaporkan tingkat penjualan lahan industri, khususnya di kawasan Jabodetabek lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini menyebabkan permintaan pun tumbuh melambat.

Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Hendy Sulistyowati menjelaskan penjualan properti komersial pada triwulan II-2014 melambat terutama pada lahan industri yang tumbuh 2,32 persen year on year. Pertumbuhan itu lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang berada di level 4,91 persen.

"Perlambatan penjualan lahan industri sejalan dengan respon pelaku usaha yang memilih untuk wait and see dalam melakukan ekspansi usaha," kata Hendy di kantornya, Rabu (13/8/2014).

Lebih lanjut, respon yang sama juga terindikasi dari perlambatan penjualan lahan perkantoran ritel dan atau pusat perbelanjaan. Di samping itu, BI mencatat terjadinya peningkatan harga jual properti pada kuartal II 2014 yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Harga jual properti komersial pada kuartal II-2014 melambat terutama pada sektor ritel yang naik sebesar 19,18 persen secara year on year. Ini lebih rendah dibandingkan 25,53 persen pada periode sebelumnya. Perlambatan harga jual sejalan dengan melambatnya penjualan.

"Industri melambat kan. Ini ada kaitannya dengan realisasi investasi kuartal-II, kan investasi non bangunannya turun," ujar Hendy.

Pada kesempatan yang sama, Associate Director Colliers International Ferry Salanto mengungkapkan dirinya sependapat terkait perlambatan penjualan lahan industri akibat faktor wait and see. Namun demikian, ada faktor lain yang meyebabkan perlambatan penyerapan lahan industri.

"Perlambatan penyerapan lahan industri karena ketersediaan lahan. Tidak banyak lahan industri yang ready to sell," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com