Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2014, 04:57 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, tikus merupakan binatang yang menjijikkan. Tidak jarang menganggap binatang pengerat itu sebagai musuh sehingga harus dihilangkan.

Namun tidak demikian bagi Ismanto (37), warga Jalan Merbabu, Kampung Jambon Tempel Asri, Kelurahan Cacahan, Kota Magelang. Binatang ini justru menjadi lahan bisnis yang menggiurkan.

Hanya saja bukan sembarang tikus yang dikembangkan Ismanto, melainkan tikus putih atau jenis mencit (Mus musculus) yang masuk dalam keluarga rodentia.

Tikus jenis ini masih kerabat dengan hamster, gerbil, tupai, dan hewan pengerat lainnya. Ukurannya lebih kecil dibanding hamster maupun tikus pada umumnya.

Pria berambut gondrong itu menceritakan bahwa semula dirinya tidak berniat untuk memperjual-belikan tikus-tikus miliknya. Sebab dalam sehari-hari Ismanto sudah berjualan bakmi warisan orangtuanya. Namun karena hampir setiap hari ada sisa makanan yang tidak terjual maka ia pun berfikir untuk memanfaatkan sisa makanan tersebut agar tidak mubazir.

"Sayang sekali sisa makanan itu kalau dibuang begitu saja. Biasanya memang untuk pakan ayam, tetapi masih sisa. Lantas saya berfikir untuk jadikan pakan tikus. Dari situlah saya kemudian beli tikus putih," papar Ismanto, kepada Kompas.com saat ditemui di rumahnya, baru-baru ini.

Sekitar tahun 2002, kata Ismanto, dirinya membeli beberapa ekor tikus putih dan hitam seharga Rp 10.000 di Solo, Jawa Tengah. Tikus itu dimanfaatkan Ismanto untuk "menghabiskan" sisa makanan dagangannya.

Lambat laun, tikus-tikusnya beranak pinak dan tidak lagi sekedar untuk "menghabiskan" makanan sisa. Akan tetapi juga untuk pakan ular-ular peliharaannya. Ismanto ternyata memang gemar memelihara aneka binatang perliharaan, seperti ayam, kucing, burung, hingga aneka reptil.

Setahun sejak memelihara tikus, lanjut Ismanto, banyak permintaan tikus mencit dari kawan-kawannya sesama pecinta reptil. Bahkan banyak juga permintaan dari mahasiswa dan peneliti yang biasa memakai tikus untuk media penelitian.

"Sejak itu saya terbesit ide untuk bisnis tikus dan mulai mengembangkannya lebih serius. Saya juga menyilangkan beberapa jenis tikus dan hasilnya menakjubkan karena lahir tikus-tikus dengan variasi warna bulu. Ada emas, perak, belang-belang, bentuknya lebih lucu dan menggemaskan," ujar Bapak tiga anak ini.

Beruntung, sang Istri, Sri Lestari (36) dan anak-anaknya ikut mendukung, sembari tetap berjualan bakmi setiap malam.

Alumnus STM Penerbangan ini mengaku, bisnis tikus mencit tergolong mudah dan murah. Baik dari segi makanan hingga perawatannya. Tikus mencit menyukai biji-bijian dan pelet (makanan ayam). Seminggu sekali kandang dibersihkan dan diganti medianya. Biasanya Ismanto memakai media sekam padi.

"Konsumen saya banyak dari kalangan pecinta ular, mahasiswa, peneliti dan masyarakat umum. Awalnya saya jual ke pasar namun sekarang lewat online. Ada Website, Facebook dan media sosial lainnya," paparnya.

Keuntungan berbisnis unik ini, kata Ketua Komunitas Reptil Magelang (Korem) itu selain memenuhi hasrat hobi juga dari penjualan ke pelanggan. Hampir setiap bulan ia mengirim pesanan puluhan ekor tikus ke sejumlah daerah di Pulau Jawa, Sumatera, bahkan sampai Papua.

Harga yang dibanderol Ismanto bervariasi. Untuk tikus mencit putih (albino) harganya Rp 3.000 per ekor. Sedangkan tikus berwarna belang hasil perkawinan silang, berkisar antara Rp 25.000 - Rp 100.000 per ekor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com