Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subsidi BBM di RAPBN 2015 Diklaim Tak Repotkan Pemerintahan Baru

Kompas.com - 15/08/2014, 19:58 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), Jero Wacik menyatakan, kuota BBM bersubsidi dalam RAPBN 2015 akan kembali ke angka 48 juta kiloliter, naik 2 juta kiloliter dari tahun ini yaitu 46 juta kiloliter.

Meskipun kuota tersebut akan menambah beban APBN nantinya, tapi dia mengklaim kebijakan tersebut akan membawa nikmat untuk rakyat. "Rekomendasi kami ya sekarang yang direkomendasikan itu (48 juta kiloliter), kalau ada nikmat membawa sengsara, ini sengsara membawa nikmat lah. Nikmat tapi memberi sengsara kepada pemerintah sedikit," ujar Jero Wacik di Gedung Dirjen Pajak, Jakarta, Jumat(15/8/2014).

Dia mengklaim, dengan kuota tersebut, pemerintahan baru tidak akan kerepotan mengenai masalah BBM bersudi. Pasalnya, berdasarkan hitungan pemerintah, 48 juta kiloliter itu dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan BBM besubsidi masyarakat ditahun 2015.

Kenaikan kuota tersebut menurut dia juga sudah memperhitungkan bertambahnya jumlah kendaraan karena semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Bahkan, dia menyindir wartawan yang menurutnya mengalami peningkatan kesejahteraan.

Sebelumnya, pemerintah akan mengalokasikan subsidi sebesar Rp 433,5 triliun pada 2015. Dari jumlah itu, subsidi energi mendapatkan porsi sebesar Rp 363,5 triliun dan subsidi non-energi Rp 70 triliun.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui sejauh ini penyaluran subsidi masih banyak yang salah sasaran, karena ikut dinikmati oleh masyarakat yang mampu secara ekonomi. Tahun depan, penyaluran subsidi diharapkan lebih terarah dan tepat sasaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com