Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BI: Pasar Khawatirkan Keputusan MK

Kompas.com - 21/08/2014, 16:11 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan, investor pasar keuangan pada saat ini lebih perhatian terhadap situasi politik dalam negeri, ketimbang kekhawatiran akan kenaikan The Fed Fund Rate, serta defisit neraca berjalan dan neraca pembayaran.

Alasannya, kenaikan suku bunga The Fed relatif jauh lebih bisa diprediksi, yakni paska forum Jackson Hole, daripada respon akibat keputusan Mahkamah Konsitusi terkait sengketa hasil Pilpres.

"Kita perlu betul-betul mempersiapkan diri karena dulu keputusan-keputusan Amerika Serikat seperti quantitative easing dan lainnya itu keluar pada saat forum ini (Jackson Hole)," kata Agus, ditemui di Gedung Parlemen sebelum rapat Badan Anggaran, Jakarta, Kamis (21/8/2014).

Sebelumnya, sebut Agus, investor mengkhawatirkan current account deficit dan balance of payment Indonesia. Namun, saat ini justru sudah berkurang.

Hingga akhir tahun ini, BI memproyeksikan current account deficit lebih baik dari tahun lalu. Agus yakin CAD bisa di bawah 3,3 persen dari Produk Domestik Bruto. "Dan sekarang tentu keputusan MK (Mahkamah Konstitusi) menjadi perhatian dari pasar. Yang sekarang memang jadi perhatian adalah keputusan KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang sudah memenangkan satu capres dengan suara terbanyak itu apakah akan ada dampaknya oleh keputusan MK?" lanjut Agus.

Dia menambahkan, perekonomian global juga telah direvisi membaik menjadi 3,4 persen, dan 3,8 persen pada 2015 mendatang. Seiring dengan perbaikan ekonomi global, Agus yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia pun akan menjadi lebih baik. Dengan demikian, kata Agus, market lebih menunggu apa keputusan MK, dibanding sentimen global dan defisit neraca berjalan serta neraca pembayaran.

"Selebihnya semua dalam kondisi baik saja," ujar Agus.

baca juga: Jelang Putusan MK, Investor Pilih Jokowi atau Prabowo?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com