"Sangat disayangkan, SBY tidak bisa mengantisipasi gejala kelangkaan BBM ini. Mestinya SBY bisa mengambil langkah-langkah antisipatif, sehingga tidak terjadi antrean yang panjang di sejumlah daerah," kata Peneliti Populis Institute, David K. Alka melalui pesan singkat, Rabu (27/8/2014) siang.
Kondisi semacam ini, kata David, juga akan mengganggu transisi pemerintahan jelang pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober mendatang. Menurut dia, SBY harus segera mengambil langkah-langkah serius untuk menyelesaikan masalah kelangkaan BBM, jika perlu dengan menaikkan harga.
"Sudah saatnya SBY mengambil langkah menaikkan harga BBM, sehingga ada kepastian perihal ketersediaan dan kepastian harga BBM," ucap David.
Dia menambahkan, SBY tidak perlu merasa khawatir dengan resiko inflasi yang akan ditimbulkan dari kenaikan BBM itu. Jika BBM terus langka, justru resiko inflasi akan lebih besar. "Kelangkaan BBM ini justru dapat mengganggu aktivitas perekonomian masyarakat, yang dapat menyebabkan inflasi," pungkas David.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.