Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rahasia Kesuksesan China Jadi Negara Industri

Kompas.com - 29/08/2014, 05:43 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden Komisaris PT Panasonic Gobel Indonesia Rahmat Gobel mengatakan, Indonesia mampu mengembangkan industri yang berdikari dan menjadi negara industri. Caranya, Indonesia bisa belajar dari China.

Menurut Rahmat Gobel, saat kali pertama masuk menjadi anggota World Trade Organization, China banyak membangun infrastruktur. "Dia membuka industrial estate yang bagus, membuka infrastruktur, membangun asrama yang baik," kata dia dalam talkshow IBEX 2014, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (28/8/2014).

Kedua, peraturan di China sangat memudahkan industri berkembang. Tidak seperti di Indonesia, impor komponen lebih murah dibanding memproduksi di dalam negeri. "Regulasi tidak mendukung meningkatkan industri di Indonesia. Ruwet sekali. Sementara di negara lain tidak demikian," kata dia.

Selain itu, China mengundang banyak investor. Bahkan dari negara yang tadinya sama sekali tertutup asing, China memperbolehkan asing menguasai 100 persen. Upah karyawan disepakati tidak naik selama kurun waktu lima tahun.

Rahmat menambahkan, mahasiswa yang tinggal di asrama bisa bekerja di sana. Mereka, kata Rahmat, tidak ribut soal kenaikan upah yang ditahan selama lima tahun. "Para pekerja punya misi, yaitu mencuri teknologi. Curi teknologinya lebih banyak dari investasi yang masuk," ujar bos Panasonic itu.

"Apa yang dicapai lima tahun kemudian? Lima tahun kemudian, pabrik yang sama bisa dikembangkan di lokasi lain," lanjut dia.

Kondisi China jauh berbeda dari Indonesia, di mana para buruh terus menuntut kenaikan upah. Di sisi lain, pemerintah dinilai belum punya visi yang jelas mengenai konsep negara industri. "Indonesia masih berorientasi lapangan kerja dan masih ekspor. Kita tidak bisa memanfaatkan investasi asing untuk menguatkan industri kita," terang Rahmat.

Indikasi Indonesia belum mampu memanfaatkan investasi adalah, setiap tahun ada tuntutan kenaikan upah minimum provinsi atau upah minimum regional (UMP/UMR). Akibatnya, pelaku usaha banyak yang hengkang.

Artinya, Pemerintah Indonesia sebenarnya baru pada tahap penyediaan lapangan kerja dan ekspor, tetapi belum membangun industri berdikari. "Industri berdikari enggak bisa tanpa visi yang jelas, dan hanya target investasi sekian, lapangan kerja sekian," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com