Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Semen Indonesia: Kami Akan Berjalan Sesuai Aspek Legal

Kompas.com - 31/08/2014, 10:10 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pengembangan bisnis di dalam negeri tak kalah menantang dari ekspansi ke luar negeri. Setidaknya hal itulah yang dirasakan Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Dwi Soetjipto. Salah satunya, dia akui adalah pengembangan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah.

Sebenarnya, kata Dwi, pemerintah daerah setempat sangat terbuka dan kooperatif. "MoU gampang. Namun saat mau eksekusi, LSM masuk. Di Rembang juga (terjadi), (tapi) enggak apa-apa," kata Dwi berbincang dengan wartawan di kantornya beberapa waktu lalu, di Jakarta.

Dwi menjelaskan, pengembangan bisnis perusahaan pelat merah itu tentunya mengacu pada aspek legal. Jika semua persyaratan legal terpenuhi, Semen Indonesia pasti akan mengeksekusi rencana bisnisnya. Kendati demikian, diakui Dwi, biasanya muncul sejumlah resistensi dari masyarakat setempat. Atas dasar itu, manajemen Semen Indonesia melakukan sejumlah pendekatan.

"Sehingga paham bahwa kita tidak akan merusak lingkungan, kita tidak akan merusak sosial dan tidak merusak budaya," ucap Dwi.

Adapun salah satu pendekatan yang dilakukan adalah dengan melibatkan masyarakat setempat dalam kegiatan seperti cut and field. Di sisi lain, Dwi mengklaim, dengan adanya proyek pabrik semen, maka ekonomi masyarakat setempat makin bergairah.

"Ada yang berjualan di sekitar proyek. Tempat tinggal mereka juga dikontrak untuk yang mengerjakan proyek di situ," imbuh Dwi.

Hal tersebut, sambung Dwi, merupakan manfaat lain, di samping program corporate social responsibility (CSR) sebuah perusahaan.

Sementara itu, terkait dengan masih adanya penolakan dari lembaga swadaya khususnya di Rembang, Dwi menyatakan pihaknya sangat ingin memberikan penjelasan langsung.

"Kita sangat ingin ketemu siapapun yang memberi penilaian negatif, agar kita bisa memberikan penjelasan lebih, setelah itu silakan. Kalau masih dalam posisi menolak ya kita sederhana saja. Kami akan berjalan sesuai aspek legal," kata Dwi.

Sebelumnya, Aliansi Warga Rembang Peduli Pegunungan Kendeng, secara terbuka menyatakan penolakan terhadap proyek semen Rembang milik Semen Indonesia. Aliansi tersebut, dalam pernyataan resminya menuturkan, warga tidak pernah tahu informasi yang jelas mengenai rencana pendirian pabrik semen. Tidak pernah ada sosialisasi yang melibatkan warga desa secara umum.

Meskipun demikian, mereka mengakui yang ada hanya informasi ke perangkat desa, namun tidak pernah disampaikan kepada warga. Dokumen amdal pun, mereka katakan, tidak pernah disampaikan kepada warga. Ditambah, sering terjadi intimidasi seiring gerakan warga yang ingin memperjuangkan haknya untuk memperoleh informasi yang jelas dan memperoleh lingkungan hidup yang sehat.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com