Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Indonesia, Siap-siap Diterjang Kenaikan Harga

Kompas.com - 01/09/2014, 07:30 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Rakyat Indonesia harus bersiap menerima konsekuensi bila pemerintah baru  pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla benar-benar menaikkan  harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi secara bertahap mulai Rp 1.000 per liter hingga Rp 3.000 per liter.  

Salah satu konsekuensi yang harus ditanggung adalah kenaikan harga barang. Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Franky Sibarani menghitung:  kenaikan harga BBM akan mengerek harga produk industri. Selama ini, biaya energi memberi kontribusi sebesar 10 persen-15 persen dari biaya produksi. 

Selain itu, kenaikan  harga BBM bersubsidi juga akan berdampak terhadap biaya distribusi produk sebesar 2 persen.  Tak menjamin harga barang produksi  akan tetap, Franky hanya bilang bila kenaikan biaya distribusi cuma 0 persen-2 persen. "Kami tak akan menaikkan harga jual makanan," kata Franky, Minggu (31/8/2014).

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Distribusi, Logistik dan Pemberdayaan Daerah Natsir Mansur menyebut, efek kenaikan   harga BBM membuat kenaikan harga barang hingga 25 persen.  Apalagi, ini belum memperhitungkan kenaikan listrik mulai 1 September ini.

Adapun, Margono Tanuwijaya, Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor memastikan jika harga BBM naik,  harga jual sepeda motor juga melesat. Ketua Umum DPP Organda, Ekasari Lorena menambahkan, jika harga BBM subsidi naik, tarif angkutan umum akan ikut naik 40 persen-70 persen.  "Ini tentu memberatkan masyarakat," kata Eka.  

Benar, kenaikan harga BBM bersubsidi akan memberi ruang fiskal bagi pemerintah baru untuk menebar kompensasi sebagai jaring pengaman bagi orang-orang yang paling terdampak atas kenaikan BBM bersubsidi. 

Akhir pekan lalu, Tim Transisi Jokowi dan Kalla juga telah membuat simulasi atas jaring pengaman itu. Yakni dengan memberikan bantalan berupa Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar masing-masing sebesar Rp 17,6 triliun dan Rp 10,3 triliun, lewat dana desa, hingga melanjutkan program konversi dari minyak ke gas. 

Hanya, program-program itu membutuhkan waktu panjang untuk memverifikasi data-data orang-orang yang paling terdampak kenaikan BBM bersubsidi.  

Ada baiknya, pemerintah baru juga berani membuka tender pembelian bahan bakar minyak, benar-benar tak ada pat gulipat.  Audit secara  transparan harus dilakukan agar jadi pijakan kenaikan harga BBM memang pilihan tak terelakkan. Masyarakat Indonesia   pasti paham jika kenaikan BBM  memang jadi satu-satu pilihan.  (Adinda Ade Mustami, Agus Triyono, Dikky Setiawan, Margareta Engge Kharismawati, Titis Nurdiana)

baca juga: Tolak Permintaan Jokowi Naikkan Harga BBM, Ini Pertimbangan SBY

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com