Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jokowi Effect" Masih Punya Taring Hingga 20 Oktober

Kompas.com - 01/09/2014, 17:29 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono, menyatakan masih optimis pada "Jokowi Effect." Menurutnya, pada pelantikan Presiden Terpilih Joko Widodo 20 Oktober 2014 mendatang, "Jokowi Effect" akan mampu mengundang capital inflow atau aliran dana masuk ke Indonesia.

Namun demikian, sosok Jokowi perlu didampingi dengan kabinet yang mumpuni dan dipercaya masyarakat. "Harapannya, Jokowi Effect membuat capital inflow datang, peluang itu ada," ujar Tony saat pembahasan bersama 19 ekonom lain di Jakarta, Senin (1/9/2014).

Paduan kedua unsur tersebut, menurut Tomy, akan memberikan sentimen positif dari pasar. Selanjutnya, sentimen positif tersebutlah yang akan mendatangkan aliran dana investasi. Rupiah bisa menguat, kemudian pemerintah bisa melonggarkan likuiditas, dan BI Rate pun bisa diturunkan.

"Sekarang ini BI Rate sudah tidak bisa apa-apa lagi karena BI Rate harus berhadapan dengan sentimen positif terhadap dollar. Amerika kini ekonominya sedang membaik. Jadi setiap bulan tercipta 200.000 job opportunities baru. Ini membuat orang seluruh dunia. Termasuk orang kaya Indonesia ingin memegang dollar. Mereka baru mau pegang rupiah kalau depositonya 11 persen. Likuiditas yang ketat bisa longgar kalau terjadi capital inflow," pungkas Tony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com