Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Peter Sondakh Agresif Memburu Saham

Kompas.com - 02/09/2014, 10:11 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Grup Rajawali agresif melebarkan sayap bisnisnya lewat Bursa Efek Indonesia. Yang terbaru, PT Rajawali Corpora membeli saham emiten perkebunan, PT BW Plantation Tbk (BWPT). 

Perusahaan milik Peter Sondakh ini mengambil alih 21,54 persen saham BWPT dengan membeli saham milik Metacuna Group Ltd dan Pegasus CP One. Rajawali juga menempatkan Managing Director-Business Development & Investment Rajawali, Stephen Kurniawan Sulistyo sebagai Komisaris Utama BWPT. 

Kelik Irwantoro, Direktur Keuangan BWPT, menyatakan, mekanisme pembeliannya bukan melalui crossing saham. "Ini transaksi jual beli langsung di level atas," ujar Kelik kepada KONTAN, Senin (1/9/2014).

Itu sebabnya, Kelik mengaku belum mengetahui nilai transaksi tersebut. Sebagai gambaran, pada penutupan bursa kemarin, harga saham BWPT berada di level Rp 1.035 per saham. Jika  nilai pembeliannya sama, setidaknya pembelian 21,54 persen saham BWPT mencapai sekitar Rp 997,2 miliar.

Pekan sebelumnya, Grup Rajawali juga menanam investasi di perusahaan periklanan PT Fortune Indonesia Tbk (FORU), melalui anak usahanya, PT Karya Citra Prima. Rajawali membeli 373 juta saham FORU setara 80,17 persen di harga Rp 270 per saham. Dus total nilai transaksi ini mencapai Rp 100 miliar. Rajawali pun berkewajiban menggelar tender offer saham FORU.

Empat tahun lalu, Rajawali juga memborong saham PT Nusantara Infrastructure Tbk (META). Rajawali membeli saham META milik Infrastructure Growth Fund (IGF) sebanyak 3,2 miliar setara 23,6 persen total saham. Transaksi ini bernilai Rp 448 miliar. 

Di tahun yang sama, Rajawali juga masuk bursa saham lewat jalur belakang (backdoor listing) dengan membeli 70,85 persen saham PT Eatertainment International Tbk (SMMT), senilai Rp 12,74 miliar. Nama emiten ini kemudian diubah menjadi  PT Golden Eagle Energy Tbk. Fokus bisnisnya juga berubah dari emiten restoran piza, steik dan hiburan menjadi usaha di bidang pertambangan.

Selain empat nama tadi, Rajawali juga menguasai saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI).

David N Sutyanto, Analis First Asia Capital mengatakan, track record emiten yang digenggam Grup Rajawali profitabilitas terus meningkat. Rajawali pernah meraup Rp 3,35 triliun dari penjualan 56,96 persen saham PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) pada British American Tobacco (BAT) Plc.

Untuk pilihan saham, David menyukai TAXI, meski kinerjanya bisa turun karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.  Dia yakin, kinerja TAXI cepat pulih. 

Saham BWPT pun layak dicermati usai akuisisi ini. Analis MNC Securities, Dian Agustina mengatakan, BWPT akan lebih mudah mendapatkan pendanaan untuk penambahan lahan. Apalagi, saat ini lahan BWPT tertinggal dibanding emiten kebun lainnya.

David menilai, META dibayangi beban operasional karena menggunakan kurs dollar AS. Sementara FORU bisa berkembang dan termasuk yang disukai investor. (Narita Indrastiti)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com