Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jual Pesawat Kepresidenan Harus Dihitung dengan Cermat

Kompas.com - 03/09/2014, 12:53 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu ada usulan kepada presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk menjual pesawat kepresidenan guna menghemat anggaran operasional. Menurut anggota Komisi XI DPR Arif Budimanta, usulan tersebut bukanlah usulan yang buruk.

Politisi dari PDI-P tersebut mengungkapkan, usulan-usulan untuk pemerintahan baru boleh saja diutarakan. Akan tetapi, setiap langkah yang diambil harus diperhitungkan dengan cermat.

"Itu usulan yang bagus, tapi kita harus cermat menghitung cost benefit analisisnya," kata Arif kepada wartawan di Gedung DPR, Rabu (3/9/2014).

Lebih lanjut, Arif mengungkapkan apabila pesawat kepresidenan perlu untuk dijual, maka harus dihitung untung dan ruginya secara serius. Sebab, harga pembelian pesawat tersebut juga tidak murah. Adapun keputusan terkait hal ini tetap akan diserahkan kepada pemerintahan baru.

"Waktu pembelian pesawat itu kan ada perhitungannya. Maka kalau mau dijual juga harus dihitung kembali," ungkap Arif.

Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengaku akan mengusulkan penjualan pesawat kepresidenan. "Harus ada efisiensi perjalanan dinas pemerintah. Saya mau mengusulkan kepada Pak Jokowi supaya pesawat presiden dijual. Sekarang ini, nggak bisa jika pemimpin menyuruh orang untuk sederhana, tetapi dia tidak memberikan contoh," kata Maruarar.

Pernyataan Maruarar itu terkait wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang belakangan ramai diperbincangkan, sekaligus menjawab isu perbedaan pendapat di internal PDI Perjuangan terkait kenaikan harga BBM bersubsidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com