Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Ekonomi RI Hadapi Tekanan dari AS dan Tiongkok

Kompas.com - 03/09/2014, 18:36 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengatakan, pertumbuhan ekonomi RI pada tahun 2015 dipengaruhi ekonomi global. Selain itu, ada beberapa tekanan dari negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

"Namun ada tekanan di beberapa negara, seperti AS yang baru mengumumkan pertumbuhan ekonominya sebesar 4,2 persen. Ini tertinggi sejak 6 sampai 7 tahun. Itu tinggi sekali," kata Chatib di Gedung DPR, Rabu (3/9/2014).

Lebih lanjut, Chatib mengungkapkan dalam laporan diterimanya, lapangan kerja di AS sudah tercipta sebanyak 200.000 lapangan kerja baru. Sehinggga, kondisi ini kemungkinkan akan membuat normalisasi kebijakan moneter The Fed dipercepat.

"Sehingga tingkat bunga AS meningkat dan ini menimbulkan tekanan di Indonesia serta di negara emerging market. Jika ini terjadi likuiditas semakin ketat," ungkapnya.

Adapun selain faktor yang terjadi di AS, Chatib mengungkapkan pula pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dipengaruhi perlambatan ekonomi yang terjadi di Tiongkok. "Di Tiongkok pertumbuhan ekonominya diprediksi masih lambat sehingga kegiatan ekspor kita melambat. Ini pressure kita tidak mudah di 2015," ujarnya.

Meskipun begitu, lanjut Chatib, angka-angka yang disampaikan asumsi makro untuk tahun 2015 adalah angka konservatif. Menurut dia, opsi-opsi lainnye terkait pembahasan atau perubahan akan selalu terbuka.

"Ini juga dilihat dari dasar-dasar perubahan ekonomi domestik dan global. Ini hanya baseline, tapi ini bisa diubah di pemerintahan baru," jelas dia.

Dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2015, asumsi makro seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 5,6 persen. Akan tetapi, penyusunan RAPBN 2015 ini hanya baseline alias gambaran umum, sehingga pemerintahan mendatang dapat mengubahnya dalam APBN-Perubahan 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com