Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disabilitas Tak Menghentikan Rodli Mahfur Berkarya

Kompas.com - 05/09/2014, 10:11 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis


KOMPAS.com -
Disabilitas yang disandang Rodli Mahfur, tidak membuat pria berusia 25 tahun ini menjadi putus asa. Meskipun, hanya dengan tiduran, namun Rodli, diberi kelebihan bisa melukis. Hasil karyanya berupa lukisan realis-naturalis, dijual dengan harga jutaan rupiah.

Warga RT 1/RW 2 Dukuh Krajan Kidul Desa Lebosari Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal Jawa Tengah, menderita  cacat tubuh, karena kecelakaan ketika naik sepeda motor, pada tahun 2003 silam.

Putra sulung dari empat bersaudara, Siti Musa’adah ini, setiap harinya menghabiskan hari-harinya di kamar berukuran 2,5x3 m2.  Disabilitas yang sudah berlangsung 11 tahun tersebut, sangat membatasi gerak tubuhnya.  Ia hanya bisa berbaring, memiringkan tubuhnya dan kadang hanya duduk sebentar.  Sebagian tubuhnya sudah mati rasa dan kakinyapun mengecil, tinggal tulang dan kulit. 

Untuk kebutuhan kesehariannya, seperti makan dan minum, sholat maupun menyediakan perlengkapan lukis, Rodli, dibantu oleh sang ibu. Untuk mengetahui dunia luar dan berkomunikasi dengan teman-temannya, Rodli, menggunakan  HP dan Laptop bermodem, yang selalu ada disampingnya.   “Seperti inilah kondisi saya. Maaf,” kata Rodli.

KOMPAS.com/Slamet Priyatin Salah satu lukisan karya Rodli

Mr. Paul Brow

Berawal dari hobi browsing di internet dan ketertarikannya di dunia seni rupa, Rodli menghabiskan hari-harinya dengan membuka situs-situs tentang bagaimana menggoreskan kuas di kain kanvas.  Suatu hari ia diperkenalkan dengan Mr. Brown oleh Nick, penyiar radio SINDO  Jakarta, lewat jejaring sosial facebook maupun email. 

Dari jalinan komunikasi itu, Mr. Brown merasa Rodli punya kemauan yang keras untuk menjadi pelukis.  Akhirnya, Paul Brow, mengirim seperangkat alat lukis serta  foto bunga terung-terungan warna putih dan buah Paprica. Paul Brown berpesan, bila peralatan sudah diterima, Rodli supaya melukis kedua obyek foto tersebut.

Dengan ketekunannya, akhirnya Rodli bisa menyelesaikan pesan itu dengan sempurna, dan mengirim foto lukisannya via email. 

“Komunikasi kami tetap terjalin erat. Karena saya tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik, saya mengatasinya dengan aplikasi translate elektronik,” kata Rodli dengan tersenyum.    

Untuk memasarkan lukisannya, Rodli selalu menggunggah hasil lukisannya di akun miliknya.  Sehingga hasil lukisannya banyak diketahui orang. Bahkan ia mengaku Ibu Negara Ani Yudoyono pun membeli karyanya.

Untuk harga sebuah lukisan, Rodli,  belum mematok harga baku.  Namun dari beberapa lukisan yang telah terjual, harga berkisar antara Rp 1 juta-Rp 3 juta.  “Uang hasil  menjual lukisan ini, saya gunakan untuk kebutuhan sehari-hari dari membeli peralatan lukis,” tambah kakak Robitul Ikwan, Siti Robiah Al Adawiyah dan Mohammad Irfan Romli ini.

Ingin sembuh
Rodli menuturkan harapannya untuk bisa sembuh dari gangguan di pusatnya.  Sejak kecelakaan di tahun 2003, ia keluar masuk RS untuk terapi, bahkan sampai ke RS Gatot Subroto di Jakarta.  Namun, ia belum sembuh juga.  Saat ini, ia tak pernah berobat lagi karena ketiga adiknya butuh biaya yang banyak untuk keperluan sekolah.

Hingga suatu hari di tahun 2013, Rodli, pernah diundang Pemkab untuk mengadakan pameran tunggal di Pendopo Kabupaten Kendal.   Namun pameran yang menyedot banyak pengunjung tersebut, berakhir dengan sakitnya Rodli.  “Mungkin saya kecapaian,” akunya.

Rodli, kini masih terus melukis sambil menahan rasa sakitnya.  Ia yakin, bahwa Allah  SWT akan memberikan kesembuhan. Sehingga, dirinya bisa beraktifitas, seperti sebelum mengalami kecelakaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com