Upaya pertama adalah dengan menaikkan produksi migas. Umar mengakui banyak pihak yang meragukan hal ini dapat dicapai. Namun, ia yakin ini dapat diwujudkan. "Ini mungkin. Caranya dengan naikkan perolehan. Saat ini perolehan kita masih 25 persen. Caranya dapat dengan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang punya teknologinya," kata Umar dalam diskusi "Menata Kembali Tata Kelola Kebijakan Migas," Senin (8/9/2014).
Cara lainnya menurut Umar adalah dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara mikro. PLTU mikro ini memiliki kapasitas di bawah 5 MW. Biaya pembangunan PLTU mikro lebih hemat dibandingkan PLTU skala besar.
"PLTU batu bara mikro ini harus dibangun di daerah-daerah terpencil yang tidak ada listrik. Ini pasti lebih murah dibandingkan diesel. Artinya akan ada penghematan," ujar dia.
Upaya selanjutnya, sebut Umar, adalah dengan memperbaiki kinerja unit-unit pengelolaan migas. Unit-unit tersebut antara lain Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), SKK Migas, dan BPH Migas.
"Belajar dari negara-negara Skandinavia yang korupsinya paling rendah, kuncinya adalah transparansi. Artinya membuka informasi yang perlu, tidak perlu telanjang," jelas mantan Komisaris PT Pertamina era 2005 hingga 2012 ini.
Menurut Umar, apabila kebijakan-kebijakan tersebut dilakukan dengan tulus, maka produksi akan meningkat. Selain itu, impor minyak pun akan turun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.