Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Produksi Tak Pernah Transparan, Kenapa Premium Harus Naik?

Kompas.com - 09/09/2014, 13:07 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Isu kenaikan harga BBM bersubsidi selalu menjadi sorotan karena dampak kebijakan tersebut yang multidimensi.

Pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorry merasa bingung karena perdebatan kenaikan BBM selalu berbicara dampak masalah bukan akar masalah yang harus diselesaikan. Padahal menurutnya, hal yang harus diperdebatkan adalah berapa biaya pokok produksi atas minyak yang diolah kilang sendiri dan berapa biaya pokok produksi atas minyak yang diimpor yang tidak pernah dibuka Pemerintah.

"Saya pernah pertanyakan itu saat berbicara di MK dan meminta pemerintah membuka itu semua," ujar Ichsanuddin Noorsy di acara diskusi Mafia Migas Siapa dan Bagaimana Bekerja di Jakarta, Selasa (10/9/2014).

Dia menjelaskan, pertanyaannya tersebut sampai saat ini belum dijawab pemerintah. Dia pun heran dengan wacana penaikan harga BBM Rp 500 - Rp 3.000 per liter, tetapi biaya produksi minyak di kilang sendiri dan berapa biaya produksi atas minyak impor tidak pernah dibuka ke publik.

Lebih lanjut kata Ichsanuddin, Komisiaris Utama Pertamina Sugihato pernah menyatakan kepada dia bahwa biaya pokok produksi Premium RON 88 adalah Rp 10.500 per liter. Sementara itu ada yang menyatakan pemerintah mensubsidi Rp 5.000 per liter. Dengan harga jual Rp 6.500 per liter, maka harga jual tanpa subsidi Rp 11.500 dikurangi keuntungan Pertamina Rp 766,4 maka biaya pokok subsidi Rp 10.733,6 per liter.

Dengan hitung-hitungan itu, ditambah rencana kenaikan Rp 500 - Rp 3.000 per liter, maka harga jual RON 88 akan lebih mahal dari harga jual Pertamax sebesar Rp 11.300. Oleh karena itulah, dia sangat yakin bahwa banyak mafia migas yang bermain sehingga biaya produksi RON 88 menjadi sangat tinggi.

Dia pun meminta agar perdebatan mengenai BBM tidak hanya berbicara dampak tetapi juga akar masalahnya yaitu biaya produksi minyak saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com