Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Jual dan Sentimen dari Eksternal Sebabkan IHSG Ditutup Melemah 1,04 Persen

Kompas.com - 10/09/2014, 16:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring dengan melemahnya bursa di kawasan Asia Pasifik, Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan sore hari ini, Rabu (10/9/2014) berakhir di zona merah.

Tren menguatnya dollar AS terhadap mata uang kawasan serta memerahnya Wall Street pada penutupan dini hari tadi menjadi salah satu faktur yang menyebabkan indeks melemah. Selain itu, aksi jual oleh investor juga ikut menenggelamkan IHSG sepanjang hari ini.

Pukul 16.00, IHSG terpangkas sebesar 54,12 poin atau 1,04 persen menjadi 5.142,99. Hanya ada 72 saham menguat, 255 saham melemah dan 66 saham stagnan. Volume perdagangan mencapai 5,52 miliar lot saham senilai Rp 5,24 triliun.

Saham-saham yang memberikan turnover negatif terbesar adalah ASII (Rp 7.325), BBCA (Rp 12.350), WSKT (Rp 855), INCO (Rp 4.150), dan UNTR (Rp 20.400). Adapun saham-saham yang memberikan turnover positif terbesar yakni BRMS (Rp 422), VIVA (Rp 410), RALS (Rp 980), BRAU (Rp 129) dan TOTL (Rp 910).

Seiring dengan melemahnya indeks, seluruh sektor juga memerah pada penghujung perdagangan hari ini, agribisnis (-2,1 persen), pertambangan (-3,13 persen), industri dasar (-1,28 persen), aneka industri (-1,98 persen), konsumer (-0,4 persen), properti (-1,55 persen), infrastruktur (-0,52 persen), keuangan (-0,67 persen), perdagangan (-0,83 persen), serta manufaktur (-1,05 persen).

Demikian juga dengan indeks LQ45, dengan konstituen saham-saham unggulan, hari ini berakhir melemah sebesar 1,15 persen. Sementara itu, indeks KOMPAS100 melemah sebesar 1,17 persen.

Bursa di Asia Pasifik sebagian besar memerah pada sore hari ini, mengikuti Wall Street. Investor kurang merespon positif produk yang dirilis Apple, sehingga hal itu turut berpengaruh terhadap saham perusahaan yang menjadi pemasok produsen gadget tersebut.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,93 persen atau 485,09 poin menjadi 24.705,36. Investor masih memperhatikan kondisi perekonomian Tiongkok. Sementara, indeks Sydney melemah 0,60 persen atau 33,6 poin dan berakhir di 5.574,3, sedangkan bursa Shanghai melemah 0,35 persen atau 8,22 poin di level 2.318,31.

Indeks Nikkei225 Tokyo justru menghijau pada penutupan perdagangan hari ini, karena menguatnya dollar AS menyebabkan melemahnya yen Jepang. Hal ini diasumsikan membuat barang-barang produksi Jepang lebih  kompetitif di pasar ekspor.

Seiring perkasanya dollar AS, nilai tukar rupiah pada sore ini kembali melorot sebesar 0,78 persen menjadi RP 11.813 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com