Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Internet, Sapu Magelang Bisa Tembus Perancis

Kompas.com - 12/09/2014, 10:25 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


KOMPAS.com
– Kesuksesan bisa diraih oleh siapa pun asalkan mempunyai kemauan dan kerja keras. Demikian ungkapan yang selalu dipegang oleh Vinasari Kusuma Ningrum (40), seorang pedagang sapu di Dusun Dendengan, Kelurahan Bojong, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

Vina berasal dari keluarga sederhana. Semula hanya seorang karyawan di sebuah pabrik kertas di Blabak, Kabupaten Magelang, kini bisa bekerja mandiri dengan hasil yang lebih dari cukup berkat usahanya memproduksi kerajinan sapu dan alat-alat kebersihan rumah lainnya.

Vina bercerita, usahanya dirintis mulai 2009 silam bersama sang suami, Zaenal Arifin (41), yang juga mantan karyawan pabrik kertas. Di saat kondisi ekonomi kedua pasangan itu surut, mereka justru memutuskan untuk berhenti bekerja dan memilih menjadi pengusaha.

“Kami nekat saja, karena tidak punya modal sendiri, kami pun mantap meminjam uang modal di bank ketika hendak memulai usaha ini,” ujar Vina, saat Kompas.com menyambanginya di Pekan Raya Magelang, Minggu (7/9/2014).

Sebelum membuat kerajinan sapu, kata Vina, mereka membuat kerajinan dari bambu untuk suvenir dan hiasan yang dikirim ke rekanan di Yogyakarta dan Bali. Sempat berjalan lancar, usahanya harus kuncup terimbas peristiwa bom Bali. Akibatnya, mereka tidak mampu membayar angsuran pinjaman modal di bank.

"Bisnis kami memang bagus pada awalnya. Tapi karena ada kejadian bom Bali membuat pihak rekanan menghentikan pesanan. Seketika kami bangkrut dan tak punya apa-apa, saat itu sulit sekali untuk bangun," tutur Vina.

Beruntung, Vina dan suami pantang menyerah, mereka bertekad untuk kembali membangun bisnis lagi. Sapu dan alat kebersihan rumah tangga menjadi pilihan karena di sekitar tempat tinggalnya banyak yang bisnis produk serupa. Namun, mereka ingin produk yang lebih berkualitas dan inovatif. Melalui media internet, mereka pun mencari penyedia bahan sapu dan kemoceng rafia yang berkualitas.

“Di sekitar kami banyak pengrajin sapu, tapi untuk bahannya satu pun tak ada yang menyediakan. Kami fokus pada peluang itu hingga akhirnya ketemu alamat di mana saya bisa beli bahan yang nantinya akan saya jual grosiran di rumah," papar wanita asli Kabupaten Wonosobo itu.

Vina kemudian mendapatkan penyedia bahan baku di Purbalingga, Jawa Barat, yang menurutnya berkualitas bagus. Sedikit demi sedikit ia memproduksi aneka alat kebersihan rumah, mulai dari sapu, kemoceng, sapu lidi, hingga keset.

Seiring berjalannya waktu, bisnisnya berkembang cukup bagus. Ia memanfaatkan jaringannya ketika masih berbisnis kerajinan bambu dahulu dan membuka jaringan baru yang lebih luas. Di antaranya dengan sistem online dan kerap mengikuti seminar, pelatihan, serta pameran-pameran yang kerap diadakan oleh instansi-instansi tertentu.

“Produk kami mulai banyak yang menyukai, karena kami memang mengutamakan kualitas. Sapu kami memang lebih berat, tapi kuat, megar, dan rapi. Harganya relatif murah, berkisar Rp 10.000–Rp 15.000 per buah,” urai Vina.

Peminat produk-produknya tidak saja dari Kota dan Kabupaten Magelang, tetapi juga dari Tegal, Bojonegoro, Medan, Pekanbaru dan bahkan pernah mengirim ke Perancis. Kebanyakan pelanggan mengetahui produknya dari website.

Dibantu oleh sembilan karyawannya, Vina bisa memproduksi sapu hingga 5 ton setiap dua minggu dan bisa bisa mengirim hingga 8 kali ke pelanggannya ke luar kota Magelang. Dalam dua hari saja omzet mereka mendapatkan omzet penjualan mulai Rp 2 juta – Rp 4 Juta.

Zaenal Arifin, suami Vina, menambahkan, dari bisnis sapu itu ia sudah cukup menopang ekonomi keluarga. Ia bahkan bisa membeli rumah, mobil, hingga bisa membuat bisnis lainnya. Seperti bisnis pakaian dan jasa fotokopi. “Alhamdulillah, ini hasil jerih payah kami,” ucap Zaenal.

Dirinya pun berharap pemerintah daerah untuk terus memberi dukungan kepada para pengusaha-pengusaha kecil di Magelang agar berkembang. Tidak sekadar mengadakan seminar maupun pelatihan, tetapi juga membantu pemasaran dan membeli produk-produknya.

Baca juga: Mahasiswa UGM Ini Raup Omzet Miliaran dari Seragam Militer (1)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com