Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Pejabat WTO Buka-Bukaan soal Perdagangan Dunia

Kompas.com - 12/09/2014, 11:31 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pascal Lamy, mantan Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengatakan, perdagangan dunia telah mengalami perubahan. Lamy yang menjabat sebagai Dirjen WTO dari September 2005 hingga Agustus 2013 itu membagi dua bentuk perdagangan dunia, yakni perdagangan dunia lama (old trade) dan perdagangan dunia baru (new trade).

"Perdagangan dunia lama berkutat seputar proteksi. Bagaimana menghadapi hambatan. Ada banyak sekali pencegahan," kata Lamy dalam East Asia Policy Dialogue: Indonesia in Trade Agreements, yang dihelat di Kempinski Hotel, Jakarta, Jumat (12/9/2014).

Dia menjelaskan, proses negosiasi dalam perdagangan dunia lama selalu menitikberatkan pada besaran tarif, baik itu tarif ekspor maupun tarif impor. Jika tarif yang diinginkan tidak tercapai dalam negosiasi, pemerintah biasanya memberikan subsidi pada barang-barang yang diperdagangkan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Ketika turun dari WTO, saya bebas berbicara apa yang ingin saya bicarakan. Saya akan kembali bicara soal old trade dan new trade," imbuh Lamy.

Kini, aturan main dalam perdagangan dunia baru, berbeda. Lamy menuturkan, penyebabnya adalah perilaku konsumsi masyarakat yang berubah. Dia bilang, semakin kaya masyarakat, mereka akan lebih peduli terhadap kesehatan. Masyarakat baru melihat bagaimana resiko yang akan datang dari barang-barang yang dikonsumsi. Masyarakat baru juga lebih perhatian terhadap kesehatan, masa depan anak, serta selalu berusaha memenuhi tuntutan sosial.

"Ini trend yang tidak hanya terjadi di negara maju, namun juga terjadi di negara berkembang," kata Lamy.

Misalnya, kata dia, soal residu dalam barang-barang yang diperdagangkan seperti produk pertanian bunga. Negosiasi dalam perdagangan dunia baru, kata dia, akan lebih berkutat dalam ranah ini. Negara pengimpor akan meminta negara pengekspor produk bunga untuk menurunkan residu bunga, sehingga tidak mengganggu kesehatan. Masalahnya, dalam perdagangan dunia yang terintegrasi, belum ada harmonisasi standar. Tiap-tiap negara memiliki standar sendiri.

"Residu pestisida di produk bunga, regulasi seperti apa yang kita inginkan. Saya percaya negosiator dagang nampaknya tidak akan membahas soal itu. Karena hal itu seharusnya ditangani pembuat kebijakan, bukan negosiator. Jadi, sekarang kita bicara mengharmonisasi hal-hal yang ada sehingga kegiatan perdagangan merujuk satu standar," imbuh Lamy.

Saat ini Lamy bekerja sebagai Honorary President of Notre Europe-Jacques Delors Institute. Dalam dialog tersebut, Lamy memberikan banyak pandangan akan perdagangan dunia, agar Indonesia mendapat benefit dari perdagangan bebas di tingkat regional dan global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com